Mohon tunggu...
Salman
Salman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Negara Indonesia yang baik hati

Presiden Golput Indonesia, pendudukan Indonesia yang terus menjaga kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survey Politik dan Politik Survey

24 Februari 2013   22:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:45 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang paling susah ditentukan di dunia ini adalah kebenaran dan kebenaran secara subjektif adalah sejauh keyakinan hingga ada yang membuktikan bahwa keyakinan itu salah. Kebenaran adalah hal yang harus kita junjung dan harus ditegakkan berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dan kebeneran secara subjektif dapat kita nilai melalui hati nurani tentang suatu hal apakah hal itu benar atau salah.

Namun, kompleksitas permasalahan yang tidak lagi sederhana  membutuhkan  suatu perumusan yang mampu menjawab permasalahan yang semakin kompleks itu. Kabar baiknya perkembangan ilmu pengetahuan mengikuti perkembangan masalahnya. Hal ini sangat penting dan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat untuk menentukan  dari serangkaian pilihan-pilihan yang ada.  Inilah salah satu ciri  isu di zaman modern dalam memenangkan kompetisi.

Kita semua tentu tidak ingin membuat kesalahan, agar kita tidak berbuat salah kita mencari cara dalam mencari kebenaran. Di era modern dimana ilmu pengetahuan adalah dasar dan acuan dalam mengambil keputusan secara rasional.  salah satu intrumen sains  dalam pendekatan kebenaran secara ilmiah adalah survey.

Sebenarnya kita tidak pernah tahu kebenaran yang sesungguhnya, yang kita lakukan adalah upaya mendekati kebenaran. Dalam mencari kebenaran yang paling dapat dipercaya adalah pembuktian hal yang salah. Oleh karena itu  proses di meja hijau bukan tentang pembuktian kebenaran tapi tentang pembuktian kesalahan, jika seseorang tidak cukup bukti dikatakan bersalah maka orang itu disebut tidak bersalah bukan dikatakan dia orang yang benar.

Survey, dalam dimensi politik sering digunakan untuk menentukan tingkat elektabilitas seorang tokoh atau suatu partai di masyarakat. Menjelang tahun 2014, suhu politik akan semakin meningkat dan sering kali pembuat isu politik bersumber dari lembaga survey.  Survey terbaru secara nasional yang paling membuat heboh adalah survey dari LSJ (Lembaga Survey Jakarta) yang merilis kondisi partai Demokrat dan PKS yang akan semakin terpuruk, Demokrat disebut hanya akan mendapat suara 8% dan PKS tersisa 2,5%. Namun tingkat kevalidan survey semakin diragukan setelah menyaksikan survey-survey di pilkada Jabar yang baru saja selesai banyak yang meleset jauh dari hasil surveynya.

Merupakan preseden yang tidak baik jika survey terlalu sering membuat prediksi yang salah dalam mengungkap fenomena sosial. Seharusnya antar lembaga survey menghasilkan suatu kesimpulan yang sama jika populasi yang diamati dan isu yang diangkat juga sama kecuali jika ada hal lain pada lembaga survey itu yang tidak diketahui khalayak umum.

Kembali pada hasil survey LSJ di atas yang membuat "merah" partai Demokrat dan PKS yang sebenarnya hasil survey itu belum bisa dijadikan acuan tunggal dalam menilai kondisi partai dan kondisi real masyarakat ini. Buktinya meskipun LSJ menempatkan PKS sebagai partai yang akan hancur di 2014 dan diopinikan terkorup nomor dua namun kadernya berhasil memenangkan pilkada jabar berdasarkan hasil quick count.

Saya sebagai seorang alumni statistika dari salah satu PTN, perihatin dengan hasil survey yang tidak berkualitas saat ini, survey yang tidak mengungkap keadaan real masyarakat. Saya mengkhawatirkan bahwa hal yang bersifat ilmiah akan semakin jauh dari masyarakat. Jika fenomena ini benar maka ini adalah kemunduran kualitas  pemikiran menuju masyarakat yang maju yang didambakan.

Lembaga survey sebagai lembaga independen semakin diragukan mengingat sebagai lembaga tentu saja memiliki kepentingan. Oleh karena itu lembaga survey bermain politik untuk kepentingannya sendiri adalah suatu hal yang sangat mungkin. Mengingat perkembangan lembaga survey saat ini yang semakin banyak dari segi kuantitas maka antar lembaga survey itu sendiri telah terjadi persaingan. Tentu saja lembaga survey itu ingin terdepan dan terkenal dengan menampilkan hasil survey yang diluar dugaan masyarakat umum agar mereka mampu menyingkirkan pesaingnya.

Politik lemabaga survey seperti ini  mengakibatkan kualitas survey jauh dari kenyataan dan mengakibatkan kredibilitas mereka semakin diragukan. Namun begitu lembaga survey masih ada yang jujur yang hasil surveynya mendekati kebenaran.

Sebagai alat politik bagi politisi, terkadang survey didesain untuk memenangkan pasangan tertentu yang pada akhirnya ini hanyalah perbuatan sia-sia karena ini tidak mengungkap kenyataan yang sesungguhnya ditengah-tengah masyarakat, seperti apa yang saya tulis sebelumnya : Survey-suvey pilkada Jabar, yang menang siapa? Dimana ada beberapa lembaga survey yang memenangkan Dede Yusuf sebagai Gubernur Jawa Barat yang ternyata  hanya menduduki urutan ketiga menurut hasil quick count dan harus berlapang dada mengucapkan selamat kepada pasangan Petahana, Ahmad Heriawan Dedi Mizwar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun