Mohon tunggu...
Retno Wihyanti
Retno Wihyanti Mohon Tunggu... Guru SD -

Saya ingin jadi penulis profesional yang dapat menghasilkan karya penuh manfaat dan berestetika tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengagum dalam Ratapan Air Mata

1 April 2013   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:55 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kilas pandangan kala itu

Kilas pertemuan kala itu

Berlalu, penuh cerita

SUKA dan DUKA

Walau sikap indahmu pada rumput kering telah berubah

Bahkan begitu tandus

Maafkan aku

Apabila rasaku ini membuatmu terganggu

Tulus hati setulus-tulusnya aku mengagumi

Air mata ini hanya mampu berderaimenetes ,kala mengenangmu

Tanpa malu pada semua

Aku tahu, engkau begitu menjadi sorot akan bunga-bunga

Begitu banyak yang mengharap balas rasa

Namun aku?

Aku?

Rumput kering ini?

Sungguh tak ada nyali menginginkan balas rasa yang sama akan dirimu

Hanya inginkan engkau mengerti,

Bahwa aku akan selalu mengagumimu,

Kan ku simpan dalam palung hati terdalam

Semuacerita, dikala aku tersenyum melihatmu, mengingatmu

Semua cerita, dikala aku termenung melihatmu, mengingatmu

Satu hal yang aku pinta darimu,

Bukan materi

Bukan hati

Namun kumohon

Janganlah kau membenciku

Melupakanku, bahkan tidak menganggapku

Aku menyadari

Segala tindak dan ucap

Menjadikan ladang subur menjadi berdebu

Namun, ijinkan aku

Untuk selalu mengagumimu dan menjagamu

Dalam hatiku



Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun