Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Lahirkan Penulis Cilik: Mengasah Bakat Menulis Cerita Anak Bersama Najma Alya Jasmine

29 April 2024   20:22 Diperbarui: 29 April 2024   23:28 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi bersama Wokshop Menulis Cerita Anak. Foto:  Jogja Art Planet

Najma berbagi metode dan tipsnya dalam menulis cerita anak. Salah satu metodenya yang ia sarankan adalah menulis diari. Menurut Najma, membaca saja tidak cukup. Kita perlu berlatih menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita anak. 

Menulis diari membantu kita membiasakan diri menuangkan ide dan pikiran, melatih sudut pandang, dan menemukan struktur cerita yang menarik.

"Menulis diari membuat kita terbiasa menguraikan apa yang ada di pikiran kita," jelas Najma. "Penulis itu juga seniman, karena kita mengekspresikan apa yang ada di pikiran kita dan menjadikannya sesuatu yang memiliki pesan yang bisa tersampaikan kepada orang lain," sambungnya.

Diari juga menjadi sumber ide cerita yang tak terduga. Setiap hari, ada pengalaman baru yang bisa diceritakan. Bahkan diari yang terkesan rahasia pun bisa dipublikasikan.

"Caranya adalah dengan menuliskannya kembali dalam bentuk fiksi, cerita anak, dengan menggunakan nama samaran."

Namun, menulis cerita anak tidak selasuh menulis diari. Kita perlu menyesuaikan kata-kata agar mudah dipahami anak-anak. 

"Kita harus belajar bagaimana menyederhanakan kata-kata dan tidak membuatnya datar. Dan itu bisa dicapai dengan banyak membaca." 

Selakan, plot adalah elemen penting dalam menulis cerita anak yang menarik. Plot yang baik akan membawa si anak dalam petualangan yang seru, bergairah, dan penuh kejutan sehingga terus ingin membaca.

Najma juga membahas tentang plot serta sudut pandang yang tepat dalam menulis cerita anak.

"Dalam menulis cerita anak, sudut pandang orang ketiga lebih banyak digunakan, terutama ketika cerita itu fabel atau fantasi," jelasnya.

Namun, Najma pribadi lebih suka menggunakan sudut pandang orang pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun