Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senjaku Bersama Sajak Anak-anak Mati

3 Oktober 2024   17:06 Diperbarui: 3 Oktober 2024   17:16 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senjaku Bersama Sajak Anak-Anak Mati

Senja turun dengan warna sendu,
di antara bayangan malam yang perlahan datang,
di kejauhan terdengar sajak-sajak pilu,
anak-anak mati, terdiam tanpa suara.

Mereka tak sempat mengeja harapan,
hanya sajak yang tertinggal di bumi,
tanpa tawa, tanpa mimpi yang dikejar,
senja menjadi saksi luka yang menganga.

Angin membawa kisah yang tak terucap,
tentang hidup yang dipotong singkat,
di bawah langit yang tak lagi bersinar,
kami hanya bisa menatap,
dalam diam yang begitu pahit.

Senjaku hampa,
bersama sajak anak-anak yang tak pernah selesai,
namun di tiap bait yang mereka tinggalkan,
ada tangisan yang terus mengalun,
meminta dunia untuk ingat,
agar ini tak terjadi lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun