[3] Karena Benci
Kesalahan yang belum dimaafkan atau diampuni menimbulkan rasa benci. Rasa benci menimbulkan penolakan.Â
Tidak suka melihat atau tidak sudi bertemu atau ditemui dengan orang yang dibenci, bersikap pasif atau dingin, membuat garis batas atau dinding pemisah.
Empaskan kebencian dengan memaafkan kesalahan. Seperti kita semua butuh pengampunan Allah atas dosa-dosa kita, maka kita juga harus bisa memaafkan orang-orang yang bersalah kepada kita.
Baca juga:Â Mengapa Kata Maat Itu Penting?
[4] Karena Ditentang/Dilawan
Biasanya ini datang dari pihak yang status atau kedudukannya lebih tinggi dari yang menentang, misalnya: orangtua-anak, atasan-bawahan, guru-murid, dan sebagainya.
Termasuk orang yang merasa dirinya lebih tinggi kedudukannya dari orang lain bisa marah ketika ditentang atau dilawan oleh orang yang dipandangnya lebih rendah darinya.
Contoh: anggota dewan legislatif marah ketika mobilnya hendak diderek karena memarkir kendaraannya tidak pada tempatnya. Ia menyebutkan siapa dirinya: "Saya anggota dewan!". Ketika petugas tetap bersikap tegas, ia merasa ditentang atau dilawan sehingga menjadi marah kepada petugas bahkan kepada peraturan tersebut.Â
Sebaiknya kepala tidak lebih tinggi dari topi agar tidak menjadi bermegah diri dan memandang orang lain pantas untuk diperlakukan sesuka hati.
Baca juga:Â Ketika Kepala Lebih Tinggi dari Topi