Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Orang Menjadi Marah?

1 Oktober 2018   15:52 Diperbarui: 29 Januari 2019   01:15 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[3] Karena Benci

Kesalahan yang belum dimaafkan atau diampuni menimbulkan rasa benci. Rasa benci menimbulkan penolakan. 

Tidak suka melihat atau tidak sudi bertemu atau ditemui dengan orang yang dibenci, bersikap pasif atau dingin, membuat garis batas atau dinding pemisah.

Empaskan kebencian dengan memaafkan kesalahan. Seperti kita semua butuh pengampunan Allah atas dosa-dosa kita, maka kita juga harus bisa memaafkan orang-orang yang bersalah kepada kita.

Baca juga: Mengapa Kata Maat Itu Penting?

[4] Karena Ditentang/Dilawan


Biasanya ini datang dari pihak yang status atau kedudukannya lebih tinggi dari yang menentang, misalnya: orangtua-anak, atasan-bawahan, guru-murid, dan sebagainya.

Termasuk orang yang merasa dirinya lebih tinggi kedudukannya dari orang lain bisa marah ketika ditentang atau dilawan oleh orang yang dipandangnya lebih rendah darinya.

Contoh: anggota dewan legislatif marah ketika mobilnya hendak diderek karena memarkir kendaraannya tidak pada tempatnya. Ia menyebutkan siapa dirinya: "Saya anggota dewan!". Ketika petugas tetap bersikap tegas, ia merasa ditentang atau dilawan sehingga menjadi marah kepada petugas bahkan kepada peraturan tersebut. 

Sebaiknya kepala tidak lebih tinggi dari topi agar tidak menjadi bermegah diri dan memandang orang lain pantas untuk diperlakukan sesuka hati.

Baca juga: Ketika Kepala Lebih Tinggi dari Topi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun