Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Orang Menjadi Marah?

1 Oktober 2018   15:52 Diperbarui: 29 Januari 2019   01:15 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi-aksi seperti ini merupakan jenis aksi "ngambek". Orang Manado menyebut orang jenis ini adalah "pamaraju", yakni suka maraju; suka ngambek.

[11] Karena Perkataan yang Pedas atau Ketus

Perkataan yang pedas atau ketus (keras dan tajam) bukan saja tidak sedap di telinga tapi bisa juga menggores hati sehingga bisa membuat orang menjadi marah.

Pemakaian kata-kata yang pedas atau ketus cenderung digunakan oleh orang yang sudah terbiasa berlisan seperti itu. Orang yang telah mengenal karakternya biasanya tidak menaruh hati, walau bukan tidak mungkin pada saat tertentu itu tidak lagi bisa diterima begitu saja.

Namun, orang yang tidak terbiasa dengan perkataan pedas atau ketus akan merasa tidak nyaman dan bisa menerbitkan marah di hati. Ada pula yang tidak terbiasa bertutur pedas atau ketus, namun pada suatu waktu bisa tercetus bila kekesalan tidak bisa lagi dipendam.

Perkataan yang pedas atau ketus umumnya tidak nyaman bagi banyak orang dan tidak begitu saja dapat diterima. Terkadang orang memberi reaksi dengan marah secara terang-terangan atau menyimpan marah di hati saja.


Sebaiknya jujur menyampaikan ketidaksukaan. Sebab bila marah itu dipendam, maka itu bisa menimbulkan implikasi yang tidak harmonis dalam hubungan keduanya di kemudian hari.

[12] Karena Dituduh

Tentulah tidak ada orang yang begitu saja menerima tuduhan apalagi hal yang dituduhkan tidak dilakukan. Ada yang bereaksi dengan memberikan perlawanan, namun ada pula yang memilih tidak menanggapi atau diam saja.

Bagaimanapun segala sesuatu harus jernih terlebih dahulu sebelum menyebutkan seseorang bersalah atau tidak. Sebab terkadang pikiran dan ucapan mendahului fakta. Itu sangat berbahaya.

Prasangka yang diyakini sepihak tanpa bukti membuat banyak orang dihakimi sebelum "diadili", "dipenjarakan" sebelum "divonis".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun