Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kiyai Bugis Prof. Nasaruddin sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta

27 Mei 2019   15:45 Diperbarui: 27 Mei 2019   15:56 2322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. Nasaruddin Umar. Sumber: SenayanPost

Target lainnya adalah Masjid Istiqlal dinilainya harus menjadi lambang persatuan dan kesatuan umat Islam, dan sebagai simbol pemersatu umat Islam dari berbagai mahzab. Juga menginginkan Masjid Istiqlal sebagai simbol toleransi antar umat beragama dan mengharapkannya menjadi paru-paru spiritual Indonesia.

Selain banyak konsentrasi terhadap kesetaraan gender, radikalisme dan inovasi masjid agar lebih profesional. Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin meluncurkan sebuah lembaga survey yaitu Nasaruddin Umar (NU) Office di Jakarta (26/01/19). Salah satu fokusnya adalah upaya menangkal penyebaran paham radikalisme.

Selain itu, NU Office juga akan bergerak di bidang inovasi atas manajemen dan sumber daya manusia (SDM) pengelola dan termasuk peningkatan profesionalisme imam masjid. Menurut Prof. Nas pada suatu waktu bincang dengan beliau, ada ratusan ribu masjid tersebar ke pelosok Indonesia, termasuk mushalah, langgar dan surau.

Ilustrasi: Pondok Pesantren Al-Ikhlas di - Ujung Bone - kampung tanah kelahiran Prof. Nas  Sumber: Laduni.id
Ilustrasi: Pondok Pesantren Al-Ikhlas di - Ujung Bone - kampung tanah kelahiran Prof. Nas  Sumber: Laduni.id
Mendirikan Pesantren di Kampung

Sebagai bentuk kepedulian pada pengembangan peradaban Islam Indonesia, Prof. Dr. Nasaruddin Umar,  bersama ayahnya Almarhum H. Andi Umar mendirikan Pondok Pesantren Al-Ikhlas di - Ujung Bone - kampung tanah kelahiran Prof. Nas sendiri pada tahun 2000/1421 H.

Sebagai wujud keprihatinan terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan di dalam masyarakat, sementara tantangan di masa depan semakin menuntut sumber daya manusia yang handal.

Kekhususan pesantren Al-Ikhlas adalah menjadi obsesi Prof. Nas dalam menerapkan kurikulum yang paralel antara ilmu umum dan ilmu agama, modifikasi kurikulum sendiri tersebut pada Pondok Pesantren Al-Ikhlas  tetap memperhatikan kurikulum nasional.
Tanah Bugis Melahirkan Banyak Ulama

Sebenarnya di Sulawesi Selatan banyak terlahir ulama-ulama besar sejak dahulu sampai sekarang dan berkiprah ke seantero dunia termasuk bermukim di Arab Saudi. Maka Presiden Joko Widodo tidak salah mempercayakan sosok KH. Prof. Nasaruddin Umar sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta.

Beberapa nama ulama kharismatik dari Bugis Sulawesi Selatan. Baik yang sudah meninggal walaupun yang masih hidup, antara lain KH. Yunus Maratang, Syeh Hisain Bugis, KH. Rafi Sulaiman, KH. Junaid Sulaiman, KH. Ambo Dalle, KH. Abd Latif Amien, KH. Sanusi Baco, KH. Quraish Shihab, KH. Ali Yafie, Raja Ali Haji Bin Raja Haji (bermukim di Malaysia), KH. Muin Yusuf, KH. Muhammad As'ad. dll.

Termasuk ulama besar Syekh Yusuf Al-Makassari, dimana Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela menyebutnya sangat berperan besar membakar semangatnya saat berjuang menentang kolonialisme dan apartheid. Juga banyak lahir udztas - tokoh muda - seperti Udztas Nur Maulana, Udztas Anies Matta.

Buku-buku Prof. Nasaruddin: Argumen kesetaraan Gender: perspektif al Qurn, Rethinking pesantren, Fiqih Wanita Untuk Semua, Islam Fungsional, Ketika Fikih Membela Perempuan dan lainnya
(Baca: Buku Prof. Nasaruddin Umar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun