Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kajian Ba'da Dzhuhur Sebagai Tradisi Ramadan Unik di Masjid Istiqlal Jakarta

20 Maret 2024   15:59 Diperbarui: 20 Maret 2024   20:35 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaal dengarkan Cajan band Dzhuhur  sumber gambar: Aris Heru Utomo


Dalam beberapa tahun terakhir terdapat tradisi Ramadan unik di masjid Istiqlal Jakarta berupa kajian ba'da Dzuhur. Tradisi ini dilaksanakan setiap hari selama Ramadan untuk menyemarakkan kegiatan ibadah puasa Ramadan yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat muslim yang beriman.

Sesuai namanya, tradisi kajian dilaksanakan setelah selesainya sholat dzuhur berjamaah. Hari ini, 20 Maret 2024, kajian dibawakan oleh Prof. Muhammad Faisal Hamdani MA dan dihadiri sejumlah jamaah yang tetap bertahan seusai melaksanakan sholat Dzuhur.  

Prof. Hamdani menyampaikan hasil kajiannya mengenai bid'ah tarawih yang dilaksanakan setiap malam Ramadan. Tema ini dijadikan kajian karena ada perbedaan pendapat di kalangan umat muslim mengenai jumlah rakaat dalam sholat Tarawih.

Sebagian umat muslim berpandangan bahwa sholat Tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat dengan witir 3 rakaat. Sebagian yang lain berpandangan bahwa sholat Tarawih dilaksanakan sebanyak 8 rakaat dan witir 3 rakaat. Bahkan di Arab Saudi sendiri, terdapat umat muslim yang melaksanakan sholat Tarawih sebanyak 30 rakaat dan witir 3 rakaat.

Prof Hamdani kemudian menjelaskan bahwa Rasullulah Muhammad SAW sendiri sesungguhnya hanya melaksanakan sholat tarawih di masjid pada malam 23, 25, 27 Ramadan dengan jumlah rakaat yang tidak selalu sama. Selebihnya Rasullulah melaksanakan sholat tarawih di rumah.

Dijelaskan oleh Prof Hamdan bahwa maksud dari Rasullulah SAW untuk tidak Tarawih setiap malam di masjid adalah agar tidak muncul pandangan bahwa sholat Tarawih adalah sholat yang diwajibkan selama Ramadan dan dilakukan berjamaah. Jumlah rakaat yang berbeda-beda juga untuk menunjukkan bahwa tidak ada jumlah rakaat tertentu yang dilakukan selama melakukan sholat Tarawih.

"Nabi tidak mewajibkan jumlah rakaat tertentu dalam sholat Tarawih, begitupun tidak ada ketentuan mengenai panjang-pendek surat Al Quran yang dibaca. Silahkan saja sesuai dengan kemampuan masing-masing," ujar Prof Hamdan.

"Saat di rumahnya, Rasullulah SAW sendiri melaksanakan sholat Tarawih sekuatnya, seringkali sampai dini hari. Ayat-ayat Al Quran yang dibacakannya pun panjang-panjang, bahkan sampai 200 ayat (mendekati 2 jus)," tambah Prof. Hamdan.

"Oleh karena itu, Rasullulah tidak sholat Tarawih setiap hari di masjid, apalagi dengan bacaan surat-surat dalam Al Quran yang panjang-panjang. Khawatir umatnya merasa diwajibkan. Padahal kemampuan setiap orang berbeda-beda," jelas Prof. Hamdan.

"Jadi bukanlah bid'ah apabila pelaksanaan sholat Tarawih tidak sesuai dengan yang dilakukan Rasullulah SAW. Karena Rasul sendiri memang tidak mencontohkan atau mewajibkan sholat Tarawih dengan jumlah rakaat tertentu," tegas Prof. Hamdan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun