Mohon tunggu...
Giovani Walewawan
Giovani Walewawan Mohon Tunggu... Seniman - Seorang penjelajah yang merasa tersesat di jalan yang benar

Ad Infinitum

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Memoar di Mars II

12 Februari 2019   13:24 Diperbarui: 12 Februari 2019   13:45 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini Tentang Kau Dan Mereka Yang Hilang

Mawar merah yang mekar di persimpangan kiri jalan, tepat disitu adanya mereka yang pernah terbentur kuat arus lalu lintas dimana pernah memakan jutaan korban kemanusiaan. Seperti halnya kita tidak diperbolehkan mengkritik dengan gaya bahasa yang terkesan satire, kita di paksakan untuk diam, dengan begitu terbentuklah kita menjadi manusia-manusia badut yang akan di tempatkan di bawah panggung-panggung pertunjukan sirkus itu. "Tepuklah tangan mu nak!" walau itu tidak perlu "bersorak-sorailah!" sekalipun kamu tidak tahu.

Tapi tenanglah, mereka akan memberitahu bagaimana caranya menghargai badut
"Yah tertawakanlah dia...!!!" Begitu katanya.

Aroma-aroma aspal mulai mengeras di terpa panas matahari siang itu, lalu mengeluarkan bau yang katanya sama seperti Rusia tahun 1917. Ini jelas mendekati, sehabis pesta besok nanti. Kita (badut-badut) hanya akan di berikan roti untuk jadi sarapan setahun. Dan pion yang di atas papan percaturan meja kayu cendana masih terus di geser-geser, dosa para jenderal kini di pertanyakan menjadi jualan wajib tahunan.

Oh hari ini ada yang terbakar dengan berita di obor rakyat, Revolusi Mental kini di pertanyakan. "Mental seperti apa yang di maksudkann bapak?" Kata udin di depan kelas, Udin siswa kelas 1 SD pun di seret ikut di dalam arus tahunan ini, ia terdepak hingga ke sudut-sudut sejarah yang gelap, akibat satu pertanyaan itu udin harus menerima hukuman berat yakni hidup dengan kepasrahan dan kembali harus menyalahkan Tuhan.

Sudah sejam yang lalu bahkan berbulan-bulan lamanya, media-media memberi kabar, mulai membakar dan siap terbakar, ini persis ketika Suku Mogadorian menyerang para Garde dalam tulisan Pitacus Lore, Invasi ke nusantara menjadi trending topik yang menakutkan seluruh Suku dan Agama. Invasi kali ini bisa mengakibatkan bencana alam; gunung meletus,banjir, gempa dan lain sebagainya yang bersangkutan dengan pilihan politik. Ah... kuburan pun tahu bagaimana caranya di perlakukan kalau semasa hidupnya memilih partai yang katanya berisi drakula,suanggi,vampir dan mahkluk astral lain-Nya, kalian bahkan tidak bisa menebak mana yang mereka maksudkan, kedua kubu sama-sama menjanjikan surga.

Sejak lama juga, kira kira dua bulan yang lalu aku di kirim sebuah pesan ke-apatisan yang memaksa aku untuk bungkam dan  memuja moncong-moncong senjata. "Mereka, yah mereka-mereka yang sudah seharusnya di tembak mati di lapangan banteng sejak reformasi 98 silam," ucap Gie pada suatu ketika. Kau pasti memimpikan kata-kata mereka "Negeri ini sangatlah kaya dan subur" hingga kesangatan suburnya itu dapat mengembang-biakan  koruptor pertahun dengan jumlah yang fantastis. Negeri ini damai dan subur untuk mereka yang mempunyai modal yang besar dan modal itu untuk kekuasaan termasuk membunuh Hak-hak asasi Manusia di Mars. Lalu seperti aturan yang telah di tentukan bahwa pergantian kekuasaan akan segera di lakukan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Nama ku William Frank, Aku berkenalan dengan sebuah kisah, yang mana di dalamnya Aku adalah anak kemarin sore, dimana buku-buku yang ku baca telah di rubah sedemikan rupa, aku hidup di Negeri yang gelap histori, begitu ejek mereka, tapi yah sudahlah Aku yang penting masih bisa untuk makan hari ini saja sudah cukup. Begitu suruh mereka.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun