Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[HORORKOPLAK] Cerita Uwak Jambir

11 Januari 2017   21:15 Diperbarui: 11 Januari 2017   21:34 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ceritanya pas liburan semester akhir kelas tiga SMA dulu, tahun 2009. Aku dan lima teman piknik ke Kebun salah satu teman, Mus. Catat ini Kawan: Karena kami tinggal di pedalaman negeri yang kentara dengan sifat terisolasinya, jadi biasa kalau menghabiskan waktu luang ke daerah perkebunan, bukan ikut-ikutan pencinta alam, hingga sekarang masih menjadi primadona liburan pelajar, kira-kira 70%-nya.

Perjalanan yang kami tempuh cukup jauh, sekitar 30 Km dari Kampung terdekat, kurang lebih 2 jam perjalanan motor selain karena jalan mirip track offroad juga satu Busi Motor yang kami kendarai mendadak mati. Lokasinya dikelilingi hutan, disalah satu sisinya mengalir Sungai yang tanggung disebut besar dan sebaliknya, serta ada sebuah tebing yang lumayan tinggi dan lebar. Seguhan itu membuat kami terpana seolah bukan anak ndeso, terlebih ke empat teman yang merasa rada kotaan, tidak termasuk Mus.

Hari sudah mendekati Maghrib, kami masih asyik bermain air Sungai yang bersih. Sangking bersihnya terlihat jelas Ikan Uceng dan kolega melambai-lambaikan ekornya pada kami, tentu jika mata melotot agak tajam. Memang itu tujuan utama kami, memancing Ikan menggiurkan lidah itu pada malam dan memasang Bubu. Khusus memancing Ikan Uceng di Suku kami disebut Neldik.

Ketika kami hendak menuju Gubuk yang dijanjikan aman oleh Mus, kami mendengar bunyi seperti sesuatu yang diseret diatas daun kering. Lama kelamaan semakin jelas dan semakin mendekat. Sumber bunyi jelas dari dalam hutan. "Sssreeetttttt..." Ke empat teman yang girangnya menyentuh awan tiba-tiba pucat pasi. Sebenarnya aku juga merinding. Melihat mereka gemetar dan mendekati Mus, Aku yakin jika diajak pulang mereka pasti langsung setuju. Dari dalam Hutan yang sudah mulai gelap suara terseret pun semakin dekat dan dikeremangan terlihat sesuatu yang bergerak, mereka berempat telah mendekati arah jalan pulang. Aku juga semakin merinding.

"Oh, itu Uwak Jambir," terang Mus. "Aku kira siapa tadi."

"Apa yang diseret?"

"Dia biasa cari Rotan."

Aku pun lega. Mungkin juga mereka.Tapi, bisa jadi jika dikagetkan mungkin akan berteriak sambil loncat atau bahkan pingsan. Orang itu semakin dekat dan tampangnya semakin nyata kalau Ia manusia, kami tenang semua.

"Woiii! Uwak cari rotan?" Orang itu melongok pada kami. Aman.

***

"Mana Rumahnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun