Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Hal-hal yang Membahayakan Pengguna Jalan

29 November 2018   21:10 Diperbarui: 30 November 2018   20:39 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: megapolitan.kompas.com

Sebagai pemakai jalan, kita semua pasti berharap perjalanan kita semua lancar dan selamat sampai tujuan. Bagi para karyawan misalnya, harapannya perjalanan dari rumah ke kantor lancar jaya tanpa ada gangguan dan kemacetan hingga selamat sampai lokasi bekerja. Begitu pula sebaliknya ketika pulang ke rumah. Bagi siswa dan mahasiswa yang hendak menuju sekolah atau kampus juga berharap hal yang sama.

Dalam menempuh perjalanan ke tempat tujuan kita dapat berjalan kaki atau mengendarai kendaraan pribadi ataupun menumpang berbagai macam moda transportasi. Kendaraan apa saja kita temui di jalan-jalan yang kita lewati.

Sangat menakjubkan melihat begitu sibuknya jalan-jalan terutama jalan raya atau jalan arteri di kota-kota besar. Setiap orang punya urusan masing-masing yang berbeda-beda di mana mereka melewati jalan yang sama.

Ada pegawai negeri, pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, bos suatu perusahaan yang hendak meeting dengan klien, ibu-ibu yang mau ke salon atau arisan, pedagang asinan yang hendak pindah lokasi jualan dari pasar ke kompleks perumahan di pinggiran kota, petugas logistik yang hendak mengirimkan barang, atau mungkin seorang pengangguran yang hendak melamar pekerjaan di sebuah toko roti.

Saya suka mengamati perilaku orang lain dalam berlalu lintas selama di perjalanan baik ketika sedang berkendara atau naik kendaraan umum atau transportasi online. Hal yang menarik perhatian saya adalah di antara para pengendara ada yang sudah tertib berlalu lintas, tapi ada saja yang kurang mematuhi tata tertib berlalu lintas, cenderung seenaknya sendiri atau ugal-ugalan yang bisa merugikan pengendara lain.

Tulisan ini merupakan sejumlah hasil pengamatan saya mengenai perilaku berlalu lintas sebagian masyarakat, khususnya yang berpotensi membahayakan diri sendiri dan orang lain. Mungkin tidak semua pengamatan saya tercantum dalam tulisan ini karena saya menuliskan apa yang terbersit dalam pikiran saya ketika sedang menulis tulisan ini.

Tidak hanya pengendara kendaraan bermotor, perilaku pejalan kaki pun saya tuangkan ke dalam tulisan ini. Juga ada prasarana di jalan umum yang berpotensi mencelakakan pengendara kendaraan bermotor. Berikut highlight sebagai pratinjau konten tulisan ini:

  1. Pejalan kaki yang mendadak menyeberang jalan
  2. Sepeda motor yang sarat dengan barang
  3. Pengendara motor yang berteduh di bawah jalan layang
  4. Pengendara kendaraan bermotor yang menyalakan sein yang salah atau belok tanpa lampu sein atau menyalakan lampu sein tepat ketika akan belok
  5. Angkot yang mendadak berhenti menurunkan atau mengangkut penumpang
  6. Kendaraan yang tetap melaju kencang kala rombongan kendaraan ber-vorijder lewat
  7. Pengendara yang saling berbincang di jalan raya
  8. Polisi tidur yang tidak sesuai standar

Pejalan kaki yang mendadak menyeberang jalan

Sebagian pejalan kaki sudah benar menyeberang jalan di tempat yang benar, yaitu di zebra cross, pelican crossing atau jembatan penyeberangan, tetapi sebagian lainnya menyeberang tidak di tempat semestinya. Kalangan yang terakhir disebut ini sering menyeberang sendiri atau berkelompok, dengan melambaikan atau mengangkat tangan ke atas atau mengangkat benda yang mereka bawa sebagai isyarat untuk menyeberangi jalan.

Untuk pejalan kaki yang sudah benar, misalnya di zebra cross, kadang ada penyeberang jalan yang nekat menyeberang ketika kendaraan belum berhenti sepenuhnya. Kadang malah ada yang berlari yang membahayakan dirinya maupun pengendara kendaraan bermotor.

Karena berlari, penyeberang jalan yang melewati zebra cross tertabrak oleh mobil. Hal ini saya pernah saya lihat ketika melintas di sebuah jalan raya. Ini karena pengendara mobil yang jalurnya berdekatan dengan pulau jalan tidak mengetahui ada pejalan kaki yang menyeberang dengan berlari.

Beruntung pengendara mobil dengan sigap mengerem mobilnya. Namun pemakai jalan itu sempat terlempar ke arah depan mobil. Syukurlah secara fisik nampaknya penyeberang jalan itu baik-baik saja. Ia mampu berdiri dan berjalan. Tetapi saya tidak mengetahui bagaimana para penumpang mobil tersebut. Semoga tidak ada ibu-ibu hamil atau balita atau lansia di dalam mobil itu.

Dewasa ini pelican crossing banyak tersedia di jalan raya di kota-kota besar. Pelican crossing adalah zebra cross yang dilengkapi dengan fitur tambahan sehingga lebih aman. Pada pelican crossing ada isyarat lampu dan suara baik bagi penyeberang jalan maupun pengendara kendaraan bermotor. Informasi mengenai perbedaan pelican crossing dan zebra cross bisa dibaca di sini.

Sepeda motor yang sarat dengan barang

Sebagian pengguna sepeda motor adalah pedagang yang mengangkut barang dagangannya dengan tas yang diletakkan di jok bagian belakang yang disebut rengkek atau obrok atau ronjot. Tas tersebut berbahan karung, kain atau plastik.

Kadang ada yang berbentuk seperti rak besi, biasanya untuk mengangkut galon air mineral atau tabung gas. Kadang ada juga yang berupa keranjang bambu, biasanya untuk mengangkut buah atau sayur. Ada juga yang berbentuk semacam rak berbahan bambu yang umumnya digunakan pedagang sayur keliling.

Ada juga yang berbentuk gerobak yang dipasang di jok belakang motor yang biasanya digunakan oleh pedagang makanan keliling misalnya bakso, roti, bubur ayam, dan lain-lain.

Pengendara jenis ini sebagian ada yang sudah berkendara dengan baik tetapi ada juga yang kurang baik. Kadang saya tidak habis pikir dengan perilaku mereka. Misalnya ketika melewati celah antara dua mobil atau celah antara trotoar dan bus atau truk.

Mereka mengira membawa sepeda motor yang memungkinkan untuk melewati celah atapun zig zag. Memang benar mereka mengendarai motor, namun mereka mungkin tidak menyadari bahwa muatan yang mereka bawa membuat kendaraan mereka menjadi lebar. Bahkan mungkin bisa menyamai lebar mobil. Tidak mungkin mereka dapat melewati celah tersebut.

Tetapi sebagian dari mereka ini berperilaku tidak peduli. Dengan lihainya mereka berusaha melewati celah tersebut. Meskipun berhasil, tindakan mereka sangat membahayakan dirinya dan pengendara lain. Bagaimana jika muatan di belakangnya menyenggol kendaraan lain, motor misalnya, yang bakal goyah jika tersenggol.

Kerap saya temui spion yang terpasang tidak berguna karena terhalang muatan gerobak. Kadang badan spion terpasang tetapi tidak terdapat kaca cermin. Saya juga pernah menemui sepeda motor bermuatan gerobak yang menutupi seluruh bagian belakang motor hingga lampu indikator rem dan lampu sein tertutup sama sekali.

Kalau yang ini sangat berbahaya apalagi bila malam hari. Bila Anda kebetulan berada di belakangnya maka harus ekstra waspada. Kadang isyarat berbelok menggunakan tolehan kepala mereka. Jika menoleh ke kanan artinya ia hendak belok kanan, begitu jika hendak belok kiri ia akan menoleh ke kiri.

Saya pribadi selalu waspada jika berjumpa dengan kendaraan seperti ini terutama yang membawa muatan gerobak. Salah satu dari mereka ini diduga menjadi penyebab kecelakaan yang pernah membuat adik ipar saya beberapa tahun lalu mengalami kecelakaan lalu lintas.

Ia terjatuh dari motornya hingga mengalami pendarahan otak dan dirawat di sebuah rumah sakit selama dua kali selama dua minggu. Pemulihan ingatannya sendiri perlu waktu berbulan-bulan lamanya bahkan hingga lewat setahun.

Pengendara motor yang berteduh di bawah jalan layang

Jika hujan turun, Anda yang pernah melewati jalan raya di kota-kota besar mungkin pernah menjumpai sebagian pengendara motor yang memilih berteduh di jalan layang. Awalnya satu motor datang untuk berteduh, tidak lama datang motor berikutnya dan seterusnya hingga akhirnya mereka menutup satu lajur atau bahkan lebih sehingga menciptakan bottle neck parah.

Segera, jalan yang sebelumnya lancar menjadi macet, bahkan pernah sangat parah. Ini karena ada sebagian pengendara motor yang berperilaku demikian. Bila mereka berteduh sebentar untuk mengenakan jas hujan hal itu tidak masalah.

Tetapi ada beberapa dari mereka yang bahkan telah mengenakan jas hujan tetap berlindung di sana. Apalagi mereka yang tidak punya jas hujan, mereka akan bertahan di sana hingga hujan reda. Kadang ada yang masih bertahan berteduh walau hujan sudah mereda alias rintik-rintik saja.

Saya belum dapat memahami tindakan mereka yang berdampak kemacetan luar biasa di jalan. Bahkan ketika diklakson pun mereka seakan tidak memedulikannya. Mereka tidak menyadari bahwa selain kemacetan parah, ada hal negatif lainnya yaitu kecelakaan lalu lintas yang merugikan pengguna jalan lainnya.

Jika mereka belum memiliki jas hujan, saya kira penjual jas hujan kini semakin banyak. Bahkan saya lihat ada chainstore yang juga menjual jas hujan dengan harga cukup terjangkau. Saya jadi ingat salah seorang kawan yang enggan membeli jas hujan karena di motornya tidak tersedia tempat menyimpan barang. Kala saya memberi masukan supaya jas hujan dimasukkan ke dalam kantong plastik, ia juga tidak menanggapinya.

Mungkin para pengendara motor itu berpikiran sama dengan salah seorang kawan saya itu bahwa membawa jas hujan membuat repot, apalagi jika mengenakannya kala hujan datang bisa dobel repotnya.

Jas hujan memang repot, tetapi bukankah dengan berteduh di bawah jalan layang malah membuat repot ratusan atau bahkan ribuan pemakai jalan lainnya? Jika pemahaman mereka benar demikian, saya menurut saya mereka kurang memiliki tenggang rasa antar sesama pemakai jalan umum. 

Pengendara kendaraan bermotor yang menyalakan sein yang salah atau belok tanpa lampu sein atau menyalakan lampu sein tepat ketika akan belok

Sebagian pengendara motor ada yang berniat belok ke kanan atau ke kiri tetapi menyalakan lampu sein atau riting yang berlawanan arah. Sebagian dari kita mungkin kerap menuduh emak-emak yang berperilaku demikian sampai-sampai muncul meme doa agar ketika di jalan tidak menemui emak-emak yang keliru menyalakan lampu sein.

Tetapi jangan hanya menuduh emak-emak karena sebagian pria pun juga berperilaku demikian. Beberapa kali saya menjumpai pengendara pria yang keliru menyalakan lampu sein. Juga tidak hanya motor, mobil pun ada juga yang demikian. Tetapi karena biasanya kaca mobil gelap, tidak terlihat apakah pengemudinya seorang emak-emak atau seorang pria.

Terkadang ada pengendara kendaraan yang bermaksud belok kanan atau kiri tetapi enggan menyalakan lampu sein, atau menyalakan lampu sein sesaat sebelum belok. Nah, ini lebih berbahaya lagi bagi pengendara kendaraan lainnya. Apalagi jika mendadak belok, ini sangat membahayakan kendaraan di samping atau belakang kendaraan tersebut.  

Saran dari Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengenai cara berbelok yang baik bisa kita ikuti untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan. Anda bisa membacanya di sini.

Saya pernah beberapa kali menjumpai mobil yang tidak menyalakan lampu sein ketika belok atau pindah lajur di jalan raya. Salah satu yang saya ingat adalah sebuah mobil yang berpindah lajur secara mendadak dari lajur yang berdekatan dengan pulau jalan hingga ke deretan pertokoan di seberang jalan. Sekitar empat lajur ia lewati tanpa sekalipun menyalakan lampu sein, membuat saya yang berada di belakangnya harus sport jantung.

Saya juga ingat dulu ketika lepas kuliah pernah terlibat dalam kecelakaan gara-gara pengendara lain belok mendadak dan tanpa sein. Suatu hari saya dalam perjalanan pulang menaiki motor butut melewati suatu jalan raya. Saya sudah berada di lajur paling kiri karena memang motor yang saya kendarai tidak bisa berlari cepat.

Ketika sedang melaju, tiba-tiba dari arah kanan saya muncul sebuah motor sport yang dikendarai oleh seorang pria yang memotong jalur saya, bermaksud hendak belok di sebuah gang kecil di sisi kiri jalan. Motor sport itu sebelumnya tidak terlihat sama sekali dari spion motor saya. Saya sontak terkejut dan secara refleks membanting motor saya ke kiri, membuat saya masuk ke gang tersebut.

Kejadiannya berlangsung begitu cepat. Motor sport itu sempat menabrak badan motor butut saya, membuatnya terguncang dan roboh seketika. Pria itu tertimpa motornya sendiri tepat di mulut gang tapi syukurlah ia tidak mengalam cedera berarti.

Saya ingat ketika motornya diangkat oleh warga, mesinnya dalam kondisi menyala. Saya tidak melihat lampu sein yang menyala artinya ia belok begitu saja tanpa isyarat. Tapi ia bersikukuh mengatakan bahwa ia menyalakan lampu sein. Masalah kami waktu itu selesai dengan dibantu warga setempat. Menurut saya pengendara motor sport itu berperilaku tidak sportif, berbuat salah tetapi keukeuh tidak mengakuinya.

Angkot yang mendadak berhenti menurunkan atau mengangkut penumpang

Bila menyusuri jalanan kota-kota besar, kita perlu waspada dan berhati-hati jika kebetulan posisi kendaraan kita berada tepat di belakang angkot. Tak jarang pengemudinya membelokkan angkot ke tepi jalan atau menghentikan angkotnya secara mendadak untuk menurunkan penumpang atau menjemput penumpang di tepi jalan.

Kadang ada angkot yang posisinya di lajur tengah secara tiba-tiba membanting kendaraanya ke arah ke kiri. Ini karena ada penumpang yang meminta pengemudi angkot untuk berhenti di tempat yang ia kehendaki atau mungkin ada penumpang yang tiba-tiba sadar tujuannya telah terlewat.

Ada juga yang hendak menjemput penumpang yang melambai-lambaikan tangannya di tepi jalan. Mungkin sang pengemudi angkot baru menyadari ada calon penumpang di sana. Atau mungkin tidak menyadari kendaraannya melaju di lajur tengah sehingga mendadak mengarahkan angkotnya ke tepi jalan tanpa menggunakan sein atau menyalakan sein sesaat setelah belok.

Perilaku angkot yang demikian sangat membahayakan pengendara di belakangnya. Bagaimana jika ada motor atau mobil yang sedang melaju di lajur tengah jalan lalu mendadak angkot di depannya tiba-tiba berbelok mengarah ke tepi jalan?

Tentang angkot yang berhenti mendadak di lajur paling kiri jalan untuk mengangkut penumpang baru atau menurunkan penumpang, kerap ada kendaraan yang terjebak sehingga harus berhenti di belakangnya.

Kadang ada pengendara yang sabar menunggu hingga angkot berjalan. Tetapi ada juga yang tidak sabar menunggu membuatnya memutuskan untuk mengarahkan kendaraannya agar terbebas dari posisinya. Nah, tindakan pengendara seperti ini sangat membahayakan dirinya dan pengendara kendaraan lainnya yang berada di belakangnya.

Kendaraan yang tetap melaju kencang kala rombongan kendaraan ber-vorijder lewat

Kala ada iring-iringan kendaraan yang dipimpin oleh vorijder, pengguna jalan biasanya berusaha menepikan kendaraannya untuk membuka jalan bagi iring-iringan itu. Tapi dengan catatan jika situasinya memungkinkan.

Kadang kondisi jalanan yang macet menyulitkan pengendara untuk mengatur posisi kendaraannya agar dapat membuka jalan. Walaupun ada mobil ambulans, jika kondisi jalan macet atau padat merambat akan menyulitkan pengendara kendaraan apapun untuk memposisikan kendaraan mereka guna membuka jalan.

Suatu pagi ketika sedang dalam perjalanan menuju kantor di salah satu jalan arteri, ada iring-iringan mobil dan bus yang bakal melintas. Terdengar jauh di belakang suara raungan sirene vorijder yang makin mendekat.

Saya pun mengurangi laju kendaraan saya dan berusaha memposisikan kendaraan saya. Waktu itu kondisi jalan arteri lumayan padat. Dari kaca spion akhirnya nampak vojrider yang berjalan semakin dekat dan pada akhirnya melewati jalur di samping kendaraan saya yang sudah terbuka.

Tiba-tiba saya melihat ada satu motor sport berjalan di jalur yang sama dengan iring-iringan kendaraan yang berjalan dengan cepatnya. Ia tidak berusaha berhenti, malah semakin mempercepat laju motornya. Nampaknya ia berusaha mengikuti laju kendaraan-kendaraan dalam iring-iringan tersebut agar segera terbebas dari kepadatan lalu lintas.

Sayangnya, di belakangnya masih ada beberapa bus yang juga berjalan dengan kencang. Nahas, bagian belakang motor itu tersenggol oleh bagian depan salah satu bus anggota iring-iringan. Seketika motor itu terlempar di udara menghempaskan pengendaranya ke jalan raya. Motor itu sendiri usai melayang sesaat di udara terbanting dan berputar beberapa kali di jalan raya sebelum akhirnya berhenti. Pecahan lampu dan body motor itu berserakan di jalan. Helmnya terlempar entah kemana.

Bus yang menabrak motor itu seketika berhenti dan sejumlah penumpangnya keluar dari bus untuk membantu pengendara motor apes yang nampak bingung dengan situasi yang ia hadapi. Mungkin juga ia mengalami cedera karena nampaknya ia susah berdiri. Tetapi semoga saja ia baik-baik saja.

Pengendara yang saling berbincang di jalan raya

Saya kurang  menyukai perilaku pengendara semacam ini karena sudah jelas mereka abai dengan keselamatan diri sendiri dan berpotensi membahayakan pengendara lainnya. Mereka bahkan menutup satu lajur sehingga membuat kepadatan di belakang mereka.

Suatu waktu saya pernah menjumpai dua laki-laki yang mengendarai motornya maisng-masing saling berbincang di suatu jalan raya yang sangat ramai. Jalan itu dilewati segala jenis kendaraan: motor, mobil, bus, truk gandeng, truk trailer hingga truk pengangkut mobil.

Dua pria itu memakan satu lajur. Saya bergerak mendekati mereka dan memberi isyarat dengan klakson beberapa kali agar mereka bubar. Beberapa kali saya melakukan hal itu sebelumnya dan sukses membuat pengendara motor semacam ini bubar.

Tapi kali ini tidak disangka saya malah diumpat oleh mereka. Bahkan salah satu dari mereka mengacungkan kepalan tangan kirinya dengan muka marah seakan mengancam saya. Saya tidak mau ribut, jadi saya memacu kendaraan saya menjauhi mereka. Dari spion terlihat mereka masih saja berbincang sementara berbagai kendaraan melintas dengan cepatnya.

Lain waktu, saya menjumpai dua angkot yang berjalan sejajar di jalan raya. Nah untuk yang ini jelas dua lajur mereka gunakan. Kendaraan lain yang berada di belakang dua angkot itu memilih berjalan perlahan dengan sabar atau memberi isyarat klakson atau dengan perlahan mengarahkan ke lajur lainnya.

Polisi tidur yang tidak sesuai standar

Polisi tidur di jalan terutama di jalan kompleks permukiman dibuat dengan mempertimbangkan aspek keamanan warga setempat dari kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi. Polisi tidur menghambat laju kendaraan agar tidak melaju dengan cepat atau ngebut.

Polisi tidur atau speed bumper ini di sisi lain berdampak positif namun di sisi lain juga memiliki sisi negatif. Sisi positifnya, jalan akan terbebas dari pengendara yang gemar ngebut. Setiap kendaraan pasti akan berjalan dengan perlahan ketika melewati jalan di mana terdapat polisi tidur.

Tetapi kadang polisi tidur bisa membahayakan pengendara kendaraan bermotor, apalagi jika polisi tidur tidak dicat yang membuatnya tidak terlihat sebagai polisi tidur. Kala malam, di area tanpa atau minim penerangan, keberadaan polisi tidur ini susah diketahui oleh sebagian pengendara. Tiba-tiba saja kendaraan mereka berguncang cukup kuat ketika melewatinya.

Salah satu insiden yang pernah saya dengar yang berkaitan dengan polisi tidur membuat celaka seorang pengendara motor. Kejadiannya sudah cukup lama, belasan tahun lalu. Kecelakaan itu terjadi di jalan di sisi sebuah masjid. Seorang pengendara motor kabarnya ngebut dan nampaknya tidak tahu ada dua polisi tidur di jalan itu.

Saya tidak begitu jelas mendengar bagaimana detail informasinya. Ada info pengendara motor itu tersungkur di jalan, ada juga info lainnya kalau motornya menabrak pohon. Mungkin polisi tidur membuat motornya "terbang" sesaat ke arah pohon itu. Pengendara motor nahas itu kabarnya tewas di tempat kejadian. Kalau sudah begini, kadang polisi tidur yang disalahkan. Tetapi pengendara motor itu juga seharusnya tidak ngebut karena perilaku ngebut itu sangat membahayakan dirinya. 

Tentang polisi tidur, saya punya pengalaman ketika menaiki sebuah angkot. Waktu itu penumpangnya tinggal tiga orang dan angkot sudah lumayan dekat dengan terminal pemberhentian terakhir. Jalan yang dilewati angkot itu terdapat beberapa polisi tidur yang nampaknya cukup tinggi dan kurang disadari keberadaannya oleh sang pengemudi angkot.

Waktu itu angkot melaju dengan kecepatan sedang. Nah, ketika melewati salah satu polisi tidur, sang pengemudi tidak mengurangi kecepatan angkot. Alhasil angkot yang kami naiki meloncat lumayan tinggi, menghempaskan tubuh saya dari kursi bagian belakang angkot hingga ke depan ke arah kursi pengemudi.

Syukurlah saya tidak cedera di dalam angkot. Saya hanya kaget tapi juga agak gemetar. Kejadiannya begitu cepat. Hanya saya yang terlempar karena penumpang lainnya berpegangan erat pada kursi dan jendela angkot. Mungki waktu itu saya merasa lelah dan mengantuk sehingga tidak sempat memegang sesuatu untuk menahan badan saya.

Membuat polisi tidur itu ternyata ada aturannya. Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan No.3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan. Kompasianer Fery Irawan pernah mengupas tentang polisi tidur. Anda dapat membacanya di tautan ini.

***

Saya kira masih ada sejumlah perilaku berkendara lainnya yang membahayakan bagi diri pengendara tersebut mapun bagi pengendara lainnya. Di satu sisi, kadang diri kita sudah mematuhi peraturan berlalu lintas, namun ada sebagian pemakai jalan lain yang kurang mematuhinya dan berperilaku membahayakan pemakai jalan lain.

Misalnya pemotor yang melewati trotoar ketika jalanan macet, membuang sampah di jalan, menggunakan ponsel ketika berkendara, motor yang ditumpangi oleh lebih dari dua orang, melawan arus, melanggar pintu perlintasan kereta api, tidak memasang tanda segitiga pengaman ketika kendaraan mogok atau ngeban, dan lain-lain.

Sudah banyak terjadi kecelakaan lalu lintas karena sebagian pengendara kurang mematuhi peraturan lalu lintas. Kesadaran mematuhi peraturan lalu lintas ini harus dimulai dari diri kita sendiri. Slogan "Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja" yang sering dipasang di kantor atau pabrik sebaiknya diterapkan dalam konteks lebih luas, tidak hanya di perusahaan tempat kita bekerja tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam hal berlalu lintas.

Salam Kompasiana,
Gatot Tri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun