Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kopdar dengan Kompasianer Mbak Nana di Doha, Qatar

29 Maret 2018   19:06 Diperbarui: 30 Maret 2018   03:15 4291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unbelievable Doha (dok.Gana)

Mulai dari gold shouk (pasar emas), spice shouk (pasar rempah-rempah), pasar burung dan pasar tekstil. Ihhhhh, mau belanja suami sudah pegang tangan kenceng. Artinya, nggak bisa ke mana-mana masukin toko-toko kecil di sana. Sebelll, ahhh. Lain kali mau datang lagi. Dan memang keesokan harinya kami ke sana lagi dan ... belanja! Horeeee.

Oh, ya tip untuk Anda yang ingin ke sana dengan jalan kaki; lewatlah di Promenade saat matahari sudah terbenam. Selain jauh dari lalin dan aman, nyaman sekali menikmati pemandangan laut dan gedung pencakar langit dengan warna-warni lampunya. Dari hotel Hilton atau Sheraton, butuh 1, 5 jam dengan tempo bukan jalan cepat, sambil kepala tengak-tengok lihat ini-itu.  Pakai taksi butuh 15 QAR atau 4 euroan atau Rp 60.000 an.

Ditraktir mbak Nana dan mas Fajar. Terima kasih.(dok.Gana)
Ditraktir mbak Nana dan mas Fajar. Terima kasih.(dok.Gana)
Pearl

Waktu ditanya mas Fajar mau diantar ke mana, suami bilang mau ke Pearl. Kawasan ekslusif hasil reklamasi pantai itu memang menarik. Saya bayanginnya, bangunnya gimana ya? Air jadi daratan dan disulap jadi kota yang mengingatkan kami akan Dubai dengan Jumeirahnya. Semoga nggak ngrembes tanah ambles seperti di Kaligawe Semarang.

Sejauh mata memandang, terlihat beberapa show room mobil seperti Maserati, Lamborghini dan sejenisnya. Nah, Mas Fajar udah lama beli satu mobil SUV gede dan panjang, yang BBM nya satu liter cuma bisa jalan sampai 4 km saja. Tanpa pajak pembelian, lho. Ngecesss. Di Jerman, seperti mimpiiii.

Puas menikmati gemerlapnya malam di Doha, kami diantar ke hotel. Mbak Nana janji jemput keesokan hari.

Pearl, love it (dok.Gana)
Pearl, love it (dok.Gana)
Museum seni Islam

Pagi merekah. Makan lagi, makan lagiiiii. Usai makan pagi, buffet di restoran, kami diantar ke museum seni Islam. Museum yang besar dan luas itu dibuka gratis untuk umum. Luarrr biasa.

Menarik sekali melihat benda-benda yang dikumpulkan pemerintahan Qatar. Contoh yang baik bagi negara lain untuk mendidik bangsa dan pendatang tentang sesuatu yang bermanfaat, menginspirasi dan memperluas wawasan. 

Melihat satu persatu pajangan di etalase kaca, mengabadikan yang menarik di dalam HP dan mengingat-ingat informasi yang tertera. Siapa bilang museum itu membosankan? Jangan berani punya kesan begitu di sana.

Eee ...nggak terasa sudah dua jaman mengitari museum sampai waktunya sholat Dluhur tiba. Kami ke bawah, untung banyak mukena. Mbak Nana jadi imam, saya makmum. Hahaha ... nggak biasa imam perempuan tapi laki-laki.  Rupanya kami harus berdiri sejajar. Begitu keluar mushola ketawa bersama, rupanya kami nggak pakai pancuran buat wudlu tapi washtafel. Hahaha ... kok, kami nggak ngecek dulu yahhh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun