Mohon tunggu...
Fristianty Ltrn
Fristianty Ltrn Mohon Tunggu... Administrasi - NGO

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Tak Berpembalut

27 Agustus 2017   15:30 Diperbarui: 27 Agustus 2017   15:41 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah tiga hari, Andika kembali melangkah pulang. Dia terlunta di jalan. Makan seadanya dan kedinginan diterpa angin hujan. Dia tidak dicari.

Dia ketok pintu.

"Kenapa pulang?" wajah mamanya dingin menyambutnya.

"Kamu mau melawan dengan cara begini?" suara mamanya meninggi.

"Ma..aku tidak tahu apa yang sedang terjadi denganku.."

"Tapi kamu tidak berusaha menolaknya kan..kamu menikmatinya..kamu cemburu kan sama Dena..kamu mau menghukum mama dengan cara ini..kamu tidak tahu betapa malu Ayahmu seandainya teman teman nya tahu anaknya begini"

Andika mendongak, marah.

"Kenapa Ayah hanya memikirkan dirinya? Kenapa tidak pernah bertanya apa yg kurasakan?"

Ningsih melotot dan emosinya tidak tertahankan.

"Apa hak yang kamu minta, Andi. Semua sudah dicukupkan. Bukankah Ayah berhak mendapat keluarga yang tenang, gak ada masalah?" Suara Ningsih meninggi.

"Apa arti ketenangan, kecukupan bagi Ayah??" Andi mengeluarkan lipstik dari tasnya, memoleskannya ke bibirnya sendiri di depan Ibunya dan memakai pinsil alis di hadapan wanita yang melahirkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun