Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ketika Manusia Direlokasi demi Komodo

24 Juli 2019   02:05 Diperbarui: 24 Juli 2019   02:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: komodo dragons fight by Andrey Gudkov

Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan:

Pertama, manusia/warga penghuni pulau komodo harus diajak diskusi dan didengarkan aspirasinya. Selangka-langkanya komodo, manusia tetaplah yang harus dinomorsatukan pemerintah.

Kedua, apakah pulau padar dan rinca cukup luas untuk seluruh warga pulau komodo dan layak dihuni?

Ketiga, apakah pemerintah mampu mengganti untung atas kerugian material, terutama imetarial dari warga?

Keempat, bagaimana nasib warga dan para pelaku industri pariwisata yang telah menggantungkan nasibnya atas aktivitas pariwisata ketika pulau komodo ditutup selama dua tahun?

Kelima, apakah tidak ada solusi lain untuk tetap menjaga habitat dan populasi komodo tanpa harus merelokasi warga? Misalnya pembuatan pagar di sekitar perkampungan warga agar tidak terjadi kontak langsung antara warga dan komodo serta tidak terjadi perebutan lahan hidup antara warga dan komodo?

Persoalannya tentu tidak sederhana. Kearifan Gubernur NTT yang baru terpilih diuji oleh persoalan ini. Mampukah beliau mengambil keputusan yang tepat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun