Mohon tunggu...
Faiz Romzi Ahmad
Faiz Romzi Ahmad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam di Banten

Menulis adalah tanda bahwa kau pernah hidup

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mbak Puan, Wacana Impor Guru, dan Kandidat Ketua DPR RI

15 Mei 2019   16:35 Diperbarui: 16 Mei 2019   13:06 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dalam sesi wawancara di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (31/10/2014). (KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES)

Memang Presiden meminta agar adanya satu kebijakan yang dibuat untuk dapat mempercepat sumber daya manusia (SDM) masyarakat Indonesia.

Lalu, lebih lanjut, Muhadjir Efendi menjabarkan bahwa kedatangan pakar dari luar negeri ke dalam negeri untuk transfers knowledge atau sebagai trainer atau instruktur dalam program training for trainer tidak menggantikan peran tenaga pengajar dalam negeri dalam kaitan ini.

Seperti yang telah disinggung di muka bahwa Puan sendiri tidak mengatakan secara implisit impor guru, tapi mendatangkan guru dari luar. Mbak Puan menuturkan bahwa kedatangan tenaga pendidik dari luar negeri untuk melatih guru-guru yang ada di dalam negeri dan murid-murid yang ada di dalam negeri.

Mbak Puan saat silaturahmi dengan PB Mathlaul Anwar | merdeka.com
Mbak Puan saat silaturahmi dengan PB Mathlaul Anwar | merdeka.com

Ia sangat menyesalkan dengan beberapa pihak yang memelintir kabar ini, seolah-seolah pemerintah akan mendatangkan banyak guru dari luar negeri untuk menggantikan peran guru di dalam negeri.

Tidak lama dari pemberitaan terkait wacana impor guru mencuat ke publik, nama Mbak Puan kini kembali disorot, ya, cucu dari Bapak Revolusi, Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno ini digadang-gadang sebagai calon terkuat di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) periode 2019-2024.

Berdasarkan Undang Undang MD3 no 2/2018 yang sempat menjadi polemik pada tahun lalu, kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) diberikan kepada partai politik dengan raihan suara terbanyak.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diperkirakan berhak memiliki kursi Ketua DPR karena unggul di posisi pertama versi hitung cepat (quick count) dan rekapitulasi sementara Pemilihan Legislatif 2019.

Mbak Puan maju sebagai kandidat DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) V Jawa Tengah dan berhasil lolos ke gedung parlemen di Senayan dengan total raihan suara sebaganyak 420 ribu suara.

Ketua DPR RI haruslah dari orang yang memiliki track record kepemimpinan yang berpengalaman dan tentu harus memiliki relasi yang seluas-luasnya. Iya, kayak ketua DPR RI yang lampau, Papa Setya Novanto selain jejak kepemimpinan yang super teruji, papa juga mempunyai jejak drama yang berpengalaman, dan sepertinya layak jadi aktor film action, papa juga memiliki relasi yang sangat luas sehingga bisa dengan mudah mengatur rumah tahanan (rutan) yang ia tempati dan mudah membuat satu tontonan yang irasional bagi masyarakat.

Partai-partai dari koalisi Indonesia Maju dan pendukung pasangan calon (paslon) Presiden dan Wakil Presiden 01 setuju-setuju saja jika Mbak Puan yang maju sebagai pimpinan pucuk tertinggi di gedung parlemen itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun