Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum Singhasari, "Lumbung" Situs Peninggalan Kerajaan Sekitar Kota Malang

28 Januari 2020   15:02 Diperbarui: 28 Januari 2020   15:52 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tungku dari batu. Foto dokpri
Tungku dari batu. Foto dokpri
Selain batu andesite, di atas meja terdapat pula bongkahan batu bata yang baru saja ditemukan saat pembangunan jalan tol Pasuruan-Malang sedang berlangsung. 

Menurut Pak Yose, secara tidak sengaja bongkahan batu bata tersebut terkeruk oleh mesin traktor jauh di dalam tanah. Disinyalir batu bata itu merupakan salah satu bagian dari situs peninggalan kerajaan Singhasari yang terpencar di sekitar Kota Malang.

Bongkahan batu bata yang baru saja ditemukan. Foto dokpri
Bongkahan batu bata yang baru saja ditemukan. Foto dokpri
"Sebenarnya ada artefak bersejarah lain yang juga terkeruk oleh traktor. Tapi tidak sempat diamankan. Karena keduluan oleh tangan para kolektor," Pak Yose memaparkan dengan wajah prihatin.

Selanjutnya langkah kami bergeser sedikit ke arah samping. Di sini saya melihat pajangan beragam senjata pusaka. Ada keris, pedang dan tombak.

Sembari mengambil gambar, saya hidmat mendengarkan penjelasan Pak Yose mengenai keberadaan senjata-senjata pusaka tersebut.

Menurut pria yang masih aktif sebagai pegawai Pemkab Kota itu, keris-keris dan benda-benda pusaka lainnya bukankah milik museum sendiri. Sebagian benda merupakan barang pinjaman. Ada beberapa kolektor yang berbaik hati menitipkan benda pusaka bertuah milik mereka (entah dari mana mereka mendapatkannya) di Museum Singhasari ini.

Juga ada sebagian sumbangsih milik warga setempat.

Penampakan senjata pusaka. Foto dokpri
Penampakan senjata pusaka. Foto dokpri
Puas mendengarkan perihal senjata pusaka, mata saya beralih ke arah patung-patung. Ada replika patung Dewa Siwa. Patung Ganesha, dan masih banyak lagi.

Bicara soal patung-patung dan artefak, ada rasa sesak di dalam dada. Bukan rahasia umum bahwa situs-situs peninggalan kerajaan masa lalu---termasuk Kerajaan Singhasari, banyak yang berada di negeri kincir angin.

Replika patung Dewa Siwa. Foto dokpri
Replika patung Dewa Siwa. Foto dokpri
Replika patung Ganesha. Foto dokpri
Replika patung Ganesha. Foto dokpri
Perjalanan akhirnya sampai di ruangan museum paling ujung. Di mana boneka-boneka mini didandani ala zaman kerajaan. Di samping boneka-boneka itu dipasang secarik kertas bertuliskan Diorama.

Selanjutnya, layaknya seorang pendongeng profesional, dengan lancar Pak Yose menuturkan kembali alur kisah diorama itu. Mulai dari Ken Arok saat baru tiba di Tumapel sebagai abdi dalem, hingga kisah terbunuhnya Tunggul Ametung oleh keris buatan Mpu Gandring yang amat melegenda itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun