Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cinta Anarkali

22 September 2017   14:19 Diperbarui: 16 November 2021   14:02 2337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar :Best 25+ Indian beauty ideas on Pinterest/ www.pinterest.com

Mewarisi wajah rupawan dari Ibu juga kepiawaianku dalam memperagakan tari, membuatku begitu mudah menyandang predikat bintang baru di istana kesultanan. Tamu-tamu berdecak kagum memujiku. Tak terkecuali Sultan, wajah beliau tampak berseri-seri. Berkali-kali penguasa yang sangat disegani itu bertepuk tangan.

"Anarkali, tampilkan lagi satu tarian untuk kami!" itu perintah Sultan. Kiranya satu tarian tak cukup memuaskan hati Sultan dan para tamunya. Tentu saja aku wajib menurutinya.

Entah sejak kapan sepasang mata itu mengawasiku. Aku baru menyadari ketika tubuhku meliuk berputar mengitari pilar-pilar bangunan mengikuti rampak kendang. Mata itu...bagai mata elang seolah hendak menyambarku.

"Salim!" suara Sultan lagi. Pemilik mata elang yang semula hanya mengintip dari balik kelambu pembatas ruangan, muncul. Ia berjalan gagah dan duduk dengan tenang di samping Sultan.

Mendadak konsentrasi menariku pecah. Beberapa kali gerakan tarianku salah. Oh, jika Ibu melihatnya, pasti ia akan marah besar padaku.

Salim? Siapa dia?

Sultan menjentikkan ujung jemarinya. Memberi tanda padaku agar mengakhiri tarian yang kuperagakan. Aku menarik napas lega. Selain sudah lelah, kukira...tatapan mata elang lelaki bernama Salim itulah yang membuatku ingin sesegera mungkin berlari meninggalkan ruangan.

***

"Kau tidak boleh jatuh cinta padanya, Anarkali, pada putra mahkota itu," Ibu mengingatkanku.

"Bagaimana Ibu tahu aku sedang jatuh cinta?" wajahku mendadak bersemu merah.

Ibu tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun