Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan Bermata Bening

22 Agustus 2019   09:36 Diperbarui: 23 Agustus 2019   11:16 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pencapaian prestasinya bisa diacungi dua jempol. Berbagai isu tentang kedekatannya dengan pria di kantor pun sering kudengar. Namun rupanya Amanda belum memutuskan pria mana yang akan menjadi kekasihnya.

Amanda, perempuan bermata bening yang dulu terkenal manja kini menjelma menjadi wanita tangguh. Terhitung delapan bulan saja dia kost di daerah dekat Muara Angke sebelum akhirnya dirinya pindah ke rumahnya sendiri di daerah Tangerang. Karirnya menanjak yang membuat dia mendapat penghasilan melebihi penghasilanku. 

Padahal usianya dua tahun lebih muda dariku. Pembawaannya yang luwes membuat dia bisa mudah mendapatkan prestasi yang luar biasa. Ada sedikit rasa minder di hatiku. Namun entah mengapa aku malah makin penasaran padanya.

Amanda, perempuan bermata bening itu lah menjadi satu dari sebagian alasan mengapa aku memutuskan ikatan pertunanganku. Di samping hubunganku dengan kekasih yang LDR. Sempat diri ingin mendekatinya, namun selalu kuurungkan. Perempuan bermata bening itu pernah mengatakan padaku bahwa dia tidak ingin menjalin kasih di luar ikatan pernikahan. Semua isu tentang kedekatannya dengan pria ditepisnya. Amanda memang dekat dengan pria-pria itu, namun kedekatannya dikarenakan urusan pekerjaan, bukan asmara.

Amanda tidak berubah dalam kekhusyukannya beribadah. Masih juga rutin membaca Al Quran, sholat sunnah dhuha, puasa sunnah senin kamis. Amanda juga rutin menghadiri pengajian di kantor. Laki-laki mana yang tidak tertarik pada perempuan sholehah seperti dia. Aku....ah rasanya aku salahsatu pria yang hanya bisa jadi pengagum rahasianya. Karena akhirnya Amanda memilih pelabuhan cintanya. 

Ada sejenak rasa iri di hatiku melihatnya bersanding dengan laki-laki yang menurutku biasa saja. Aku lebih tampan daripada lelaki yang dipilihnya. Aku yang bisa membuat para kaum hawa terpesona malah harus kehilangan perempuan yang aku idamkan.

Delapan tahun sudah usia pernikahannya. Amanda, perempuan bermata bening kini sedang mengandung anak ketiganya. Parasnya tidak berubah sedikitpun, masih terlihat ceria. Dan kini malah lebih anggun serta keibuan. Sejenak hatiku meragu untuk menyapanya. Aku masih menginginkan berbincang dengannya, mendengar suara tawanya yang renyah dan khas. Namun semua hanya ada dalam benakku saja. 

Aku mengutuk ibu perempuan bermata bening yang dulu menitipkan anak gadisnya itu. Mengapa dulu dia menitipkan anak gadisnya yang manja padaku, namun setelah anak gadisnya menjadi wanita tangguh malah dinikahkan dengan pria lain. Seharusnya itu aku, seharusnya aku yang menikahi Amanda, seharusnya aku tidak terlambat mengungkapkan rasa cintaku....seharusnya....oh seharusnya....

Ataukah seharusnya aku tidak pernah menunggui kedatangan Amanda di stasiun kereta api sepuluh tahun yang lalu. Biarkan saja dia tertinggal kereta. Sehingga aku tidak merasakan luka....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun