Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pak Ustaz, Maaf Syairnya Enggak Hafal!

28 Maret 2020   10:47 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:20 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimat itu memang berulang kali keluar dari mulut warga sekitar. Tapi, ya namanya belajar, pikir penulis tak salah kalau orang terus. Orang bijak mengatakan, menuntut ilmu itu terus berlangsung hingga berakhir di liang kubur. Tekadnya sih ingin menjadi seorang qori.

**

Membaca Alquran itu mudah. Hurufnya cuma berjumlah 28 dan akan lebih mudah lagi jika mengetahui  tanda bacanya. Jika rajin mengulang, ya pandai lah.

Teman penulis, mantan Dirjen Bimas Buddha, wuih pandai sekali membaca surah Al Fatiha. Hafal di luar kepala. Bacaannya pun fasih. Hanya karena sering mendengar di lingkungannya membaca surah itu berulang-ulang.

Belum tentu teman penulis lainnya sepandai orang yang pernah menjabat sebagai Kapolda Bali itu. Dalam satu kesempatan di hadapan rekan-rekannya ia memperlihatkan kepandaiannya membaca surah Al Fatiha, di lain kesempatan memanjatkan doa Parita di sebuah kelenteng.

Hebat, nih dirjen?

Sungguh, memang terasa bebal. Untuk cepat pandai membaca Alquran pada masa “liburan Corona” ini terasa berat untuk memahami ilmu tajwid.

Ilmu tajwid, bagi kalangan santri, sangat penting dimengerti dan dipahami. Sebab ilmu ini adalah instrumen atau “pedang” dalam membaca Alquran agar terdengar merdu, tepat membacanya dan tidak menimbulkan salah arti bagi yang membaca (qori) dan yang mendengarnya.

Tajwid itu maknanya membaguskan. Sifat asli huruf harus dibaca dengan benar dengan dukungan tanda-tanda bacanya. Mempelajari ilmu tajwid, bagi setiap muslim, adalah fardu kifayah. Sedangkan membaca Alquran sesuai kaidah ilmu tajwid adalah fardu ‘ain.

Soal fardu kifayah dan ‘ain tak perlu lah dibahas di sini, bisa panjang tulisannya nanti. Namun harus dipahami bahwa tidak semua orang membaca Alquran bersuara merdu karena berbagai hal. Seperti sudah dari sononya punya suara serak, sengau dan lainnya. Ada pula bersuara merdu, sayangnya orang bersangkutan tidak mengetahui istilah izh-har, idghom, mad, lam ta’rif dan sebagainya.

Eloknya membaca Alquran itu didukung dengan pemahaman ilmu tajwid. Kita memang harus sadar bahwa sering membaca Alquran dan mempelajari kandungannya akan mendapat ganjaran pahala berlipat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun