Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mesin Tua dan Kacamata Kuda di Hari Amal Bhakti Kemenag

3 Januari 2018   20:24 Diperbarui: 4 Januari 2018   13:02 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tengah memberikan keterangan seusah upacara HAB Kemenag ke-72 di Gedung Kemenag Lapangan Banteng Jakarta, Rabu (3/1/2018). Foto | Kemenag

Ke-12 PPIU tersebut, yaitu: PT Catur Daya Utama (2015), PT Huli Saqdah (2015), PT Maccadina (2015), PT Gema Arofah (2015), PT Wisata Pesona Nugraha (2016), PT Assuryaniyah Cipta Prima (2016), PT Faliyatika Cholis Utama (2016), PT Nurmadania Nusha Wisata (2016), PT Dian Pramita Sekata (2017), PT Hodhod Azza Amira Wisata (2017), PT Habab Al Hannaya Tour & Travel (2017), dan PT Erni Pancarajati (2017).

Pembenahan penyelenggaraan ibadah umrah akan diterus dilanjutkan. Kemenag berkomitmen, akan memperhatikan suara masyarakat, apa lagi dirugikan akibat biro perjalanan "nakal".

Jadi, jika melihat historis dari kementerian itu, tentu saja Kemenag tergolong berusia tua. Tapi memang Kemenag bukan mesin tua. Kemenag adalah sebuah institusi yang didirikan dan diisi oleh orang-orang yang ikhlas dalam menunaikan seluruh tugasnya. Kata Ikhlas (plus beramal) adalah bukan sekedar simbol dari kementerian itu, tetapi inti dari penentu diterima tidaknya seluruh amal bakti oleh Sang Maha Pencipta.

Amal saja tanpa ikhlas, seperi dikutip Sykh Abu Thalib al-Makki, bagai kelapa tanpa isi, raga tanpa nyawa. Pohon tanpa buah, awan tanpa hujan, anak tanpa garis keturunan, dan benih yang tidak tumbuh.

Tegasnya, ikhlas itu bagaikan mistik yang tersimpan dalam hati. Sebab, setiap amal tanpa keikhlasan ibarat kulit biji yang tak berisi, ibarat keranda tak bernyawa dan ibarat gambar tak bermakna.

Nah, karena itu pada HAB ke-72 ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta jajarannya untuk tidak mengenakan kacamata kuda dalam bekerja. Harus ada kepedulian terhadap sekitar. Dengarlah aspirasi dari berbagai arah agar bekerja dapat mencapai target dan memenuhi harapan publik.

Bekerja harus dimaknai sebagai ibadah. Bekerja melayani masyarakat adalah sebuah kehormatan. Jangan sekali-kali mempermainkan jabatan. Menjalankan tugas harus dilandasi keikhlasan dan amanah. Berkaitan dengan ikhlas tadi, panggilan tugas melayani sesama, melayani masyarakat sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab masing-masing hakikatnya adalah pengejawantahan dan manifestasi dari panggilan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun