Mohon tunggu...
Dwi Mariyono
Dwi Mariyono Mohon Tunggu... Dosen - Doctor at the Faculty of Islamic Religion, Malang Islamic University

Doctor at the Faculty of Islamic Religion, Malang Islamic University. This position has been trusted as Head of the Human Resources Division since June 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maksud dan Tujuan Pakaian Adat Sebagai Seragam Sekolah: Menarawang Makna dan Fakta

3 Mei 2024   15:27 Diperbarui: 4 Mei 2024   14:29 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keputusan ini tidak hanya menjadi wujud penghormatan terhadap budaya Jawa, tetapi juga menjadi alat untuk memperkuat ikatan persaudaraan di antara siswa dan guru. Dengan memakai seragam yang sama, siswa belajar untuk menghargai kesamaan mereka dalam mengenakan pakaian adat Jawa, tanpa memandang perbedaan latar belakang sosial atau ekonomi.

Lebih dari itu, penggunaan pakaian adat Jawa ini juga menjadi katalisator untuk kegiatan-kegiatan sosial di sekolah. Misalnya, sekolah tersebut secara rutin mengadakan acara seni budaya Jawa, seperti tarian tradisional, gamelan, dan wayang kulit. Para siswa diajak untuk berpartisipasi dalam persiapan acara tersebut, baik sebagai penari, pemain gamelan, atau pembuat latar belakang panggung. Ini tidak hanya menjadi kesempatan bagi siswa untuk belajar tentang budaya Jawa, tetapi juga untuk bekerja sama dalam tim, membangun kepercayaan diri, dan menghargai kontribusi masing-masing individu.

Selain itu, sekolah tersebut juga aktif dalam kegiatan kepedulian sosial di komunitas sekitarnya. Para siswa dan guru sering kali terlibat dalam kegiatan sukarela, seperti membersihkan lingkungan, membantu warga yang membutuhkan, atau mengunjungi panti jompo. Pengalaman ini mengajarkan kepada siswa tentang pentingnya kepedulian sosial dan membantu mereka memahami bahwa sebagai bagian dari komunitas, mereka memiliki tanggung jawab untuk membantu sesama.

Dengan demikian, penggunaan pakaian adat Jawa sebagai seragam sekolah di sekolah dasar tersebut bukan hanya menjadi simbol dari identitas budaya, tetapi juga menjadi alat untuk memupuk rasa persatuan dan kepedulian sosial di antara siswa dan guru. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, ramah, dan peduli, di mana nilai-nilai budaya lokal dipelihara dan dilestarikan sambil mendorong siswa untuk menjadi warga yang bertanggung jawab dalam masyarakat.

Membangun Koneksi dengan Komunitas Lokal

Penggunaan pakaian adat sebagai seragam sekolah juga membuka peluang untuk membangun koneksi yang lebih kuat antara institusi pendidikan dan komunitas lokal. Seragam adat tidak hanya menjadi simbol identitas budaya, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan siswa dengan akar budaya mereka dan komunitas tempat mereka tinggal.


Ketika sekolah memilih untuk mengadopsi pakaian adat sebagai seragam sekolah, ini tidak hanya menjadi pengakuan terhadap warisan budaya lokal, tetapi juga merupakan tindakan nyata untuk memperkuat ikatan antara sekolah dan komunitas sekitarnya. Komunitas lokal merasa dihargai dan diakui karena seragam adat tersebut mencerminkan nilai-nilai dan tradisi yang mereka anut.

Contoh konkret dari ini dapat dilihat di berbagai daerah di seluruh dunia. Misalnya, di Jepang, di daerah pedesaan yang kaya akan tradisi lokal, sekolah-sekolah sering kali memilih untuk mengenakan pakaian adat yang mencerminkan budaya lokal mereka, seperti kimono atau yukata. Ini tidak hanya menjadi bagian dari identitas sekolah, tetapi juga menjadi sumber kebanggaan bagi masyarakat setempat.

Di Indonesia, banyak sekolah di daerah-daerah seperti Bali, Jawa, dan Sumatera memilih untuk mengenakan seragam sekolah yang terinspirasi dari pakaian adat setempat. Ini menciptakan hubungan yang lebih erat antara sekolah dan komunitas, karena pakaian adat tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga menjadi wujud nyata dari hubungan yang erat antara sekolah dan masyarakat setempat.

Selain itu, penggunaan pakaian adat juga menciptakan kesempatan bagi sekolah untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan komunitas yang berkaitan dengan pelestarian budaya. Sekolah dapat menjadi pusat kegiatan budaya di mana siswa, guru, dan staf sekolah berkolaborasi dengan anggota masyarakat dalam upaya untuk memelihara dan merayakan warisan budaya lokal.

Dengan demikian, penggunaan pakaian adat sebagai seragam sekolah tidak hanya menjadi langkah untuk mempertahankan identitas budaya, tetapi juga merupakan cara yang efektif untuk memperkuat hubungan antara sekolah dan komunitas lokal. Ini menciptakan ikatan yang lebih dalam antara siswa dan lingkungan mereka, sambil membangun fondasi untuk kolaborasi yang lebih baik dalam pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun