Mohon tunggu...
Dwi Mariyono
Dwi Mariyono Mohon Tunggu... Dosen - Doctor at the Faculty of Islamic Religion, Malang Islamic University

Doctor at the Faculty of Islamic Religion, Malang Islamic University. This position has been trusted as Head of the Human Resources Division since June 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maksud dan Tujuan Pakaian Adat Sebagai Seragam Sekolah: Menarawang Makna dan Fakta

3 Mei 2024   15:27 Diperbarui: 4 Mei 2024   14:29 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penggunaan pakaian adat Bali ini tidak hanya menjadi bagian dari seragam sekolah, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari siswa di sekolah tersebut. Setiap hari, siswa tiba di sekolah dengan mengenakan pakaian adat Bali mereka, menunjukkan kebanggaan akan warisan budaya mereka. Hal ini menciptakan lingkungan sekolah yang kaya akan nilai-nilai tradisional dan membantu siswa merasa terhubung dengan akar budaya mereka.

Lebih dari itu, penggunaan pakaian adat Bali ini juga menjadi alat untuk memperkenalkan budaya Bali kepada siswa dari berbagai latar belakang budaya. Meskipun tidak semua siswa di sekolah tersebut berasal dari Bali, penggunaan pakaian adat Bali memberi mereka kesempatan untuk mempelajari tradisi, seni, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Ini membantu memperluas pemahaman mereka tentang keberagaman budaya di Indonesia dan meningkatkan apresiasi mereka terhadap warisan budaya yang beragam.

Selain itu, penggunaan pakaian adat sebagai seragam sekolah dapat membangkitkan kembali minat dan kecintaan terhadap budaya lokal di kalangan generasi muda. Saat siswa mengenakan seragam yang mencerminkan budaya mereka, mereka cenderung lebih tertarik untuk mempelajari sejarah, tradisi, dan seni budaya yang terkait. Hal ini membantu menjaga agar pengetahuan tentang warisan budaya tidak hilang ditelan arus modernisasi, tetapi justru terus berkembang dan dilestarikan.

Dengan demikian, penggunaan pakaian adat Bali sebagai seragam sekolah di sekolah menengah tersebut tidak hanya menjadi simbol identitas budaya, tetapi juga menjadi alat untuk mempertahankan dan merayakan warisan budaya Bali. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, ramah, dan beragam, di mana nilai-nilai budaya lokal dihargai dan dipelihara sambil mendorong rasa kebanggaan akan identitas budaya mereka di antara para siswa.

Memupuk Rasa Persatuan dan Kepedulian Sosial

Penggunaan pakaian adat sebagai seragam sekolah tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan identitas budaya, tetapi juga untuk memupuk rasa persatuan dan kepedulian sosial di antara siswa. Saat semua siswa mengenakan seragam yang serupa, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi mereka, hal ini menciptakan lingkungan di mana perbedaan yang mungkin menjadi sumber perpecahan menjadi tidak relevan.


Dalam konteks seragam adat, siswa dari berbagai latar belakang merasa diakui dan dihargai tanpa ada kesenjangan yang mencolok. Ini memberikan kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih erat di antara siswa, karena mereka fokus pada kesamaan mereka dalam mengenakan seragam adat, bukan perbedaan mereka.

Penggunaan pakaian adat juga berperan sebagai alat untuk membangun toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman budaya. Saat siswa melihat teman-teman mereka mengenakan pakaian adat yang mungkin berbeda dari yang biasa mereka kenakan, mereka belajar untuk menghargai dan menghormati keberagaman budaya. Hal ini membuka pikiran mereka terhadap pandangan dunia yang beragam dan mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang semakin global.

Selain itu, seragam adat juga menjadi sumber kebanggaan kolektif bagi siswa dan sekolah secara keseluruhan. Ketika siswa mengidentifikasi diri mereka dengan seragam adat mereka, mereka merasa sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Ini meningkatkan semangat sekolah dan menciptakan ikatan emosional yang kuat antara siswa, guru, dan staf sekolah.

Seragam adat juga dapat menjadi sumber kepedulian sosial di antara siswa. Ketika mereka mengenakan seragam adat dalam acara-acara sosial atau kegiatan sekolah, mereka dapat merasa terlibat secara aktif dalam mempromosikan dan memelihara budaya mereka. Ini dapat memicu minat untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian budaya, seperti festival budaya, pameran seni, atau kegiatan sukarela di masyarakat.

Contoh konkretnya terjadi di sebuah sekolah dasar di Indonesia yang terletak di sebuah desa di Jawa Tengah. Sekolah tersebut memilih untuk mengadopsi pakaian adat Jawa sebagai seragam sekolah. Para siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengenakan batik sebagai bagian dari seragam mereka, sementara guru dan staf sekolah juga mengenakan pakaian adat yang serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun