Adakah embun pernah mengetuk hatimu sang mentari
sementara sunyi merambah pelan di pucuk nuranimu
aku melihat muram wajahmu belakangan oleh mendung yang selalu menggelendot
menutup birunya langit.
Kau bernyanyi dalam repih pilu
dunia tengah menangis tetapi kau bernyanyi
meskipun tangismu tetaplah menyayat hati seperti ada duka mendalam terasa.
Ada dialog senyap antara mentari dan bumi
dengan bahasa yang hanya mereka yang tahu
dan embunpun akhirnya batal menetes
meski dingin serasa menusuk tulang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!