Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ustaz Abdul Somad Menabur Angin dan Diapun Menuai Badai

16 April 2019   08:12 Diperbarui: 16 April 2019   08:32 5905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awalnya dia bisa bertahan dengan mengambil jarak dengan umaro atau pemerintah, terlepas apakah karena dia memang keukeuh mempertahankan prinsip dan keyakinan dalam keberagamaannya, atau karena dia memang bukan sehaluan politik dengan pemerintah atau lebih tepatnya Jokowi. Sehingga dia boleh dikatakan sukses dalam mempertahankan jaraknya dengan umaro.

Keberhasilannya dalam mempertahankan diri sebagai ulama yang netral itu, membuat pengikutnya semakin membesar dan meluas ke seluruh pelosok neger. Dari berbagai golongan, strata, maupun pandangan politik. 

Bahkan penganut agama lainnyapun banyak yang jadi penggemarnya, karena penampilannya yang memukau sebagai seorang orator dan bintang panggung, yang bisa memberi pencerahan dan pemahaman tentang agama dengan bahasa yang sederhana dan tepat sasaran.

Pepatah mengatakan, orang tergelincir oleh kerikil kecil, bukan oleh batu yang besar. Nah, hal ini pulalah yang menimpa UAS. Dia datang menemui Prabowo Subianto. 

Mungkin dalam hatinya dia merasakan atau beranggapan, bahwa apa yang dilakukannya itu hanyalah masalah kecil yang tak akan berakibat apapun. Toh Prabowo bukan bagian dari umaro atau orang pemerintahan yang tengah berkuasa. 

Juga kedatangannya bukan ketempat kampanye dimana dia juga akan didaulat memberikan orasi dan dukungan terhadap pasangan 02.

Namun UAS lupa bahwa orang yang dikunjunginya adalah kandidat atau calon presiden atau umaro yang tengah bertarung menuju puncak kekuasaan! Bukan pemimpin hanya setingkat RT yang tak akan berpengaruh apapun terhadap UAS bila dia memberikan dukungan. 

Tapi calon presiden sebuah negara besar bernama Indonesia, yang akan berdaulat penuh atas segala keputusan yang akan dikeluarkannya, maupun kebijakan atas hajat hidup rakyat yang akan dipimpinnya.

UAS memang tidak ikut berkampanye untuk Prabowo dalam satu panggung, yang akan didengar dan dilihat hanya dalam hitungan puluhan ribu orang. Tapi dengan hadirnya dia dalam satu penampilan berdua dengan Prabowo yang ditampilkan oleh sebuah televisi dan menyiarkannya hingga ke seluruh pelosok negeri, bahkan dunia. 

Maka ini adalah panggung kampanye Prabowo terbesar yang dihadiri oleh UAS, dia menang tidak berteriak untuk menghimbau pendukungnya agar merapat ke paslon 02, tapi sebuah tasbih sudah cukup untuk menyatakan sebuah keberpihakan. 

UAS telah tergelincir dan mengkhianati sebagian umat pedukungnya yang berharap dia tetap netral sebagai ulama panutan. Ucapannya yang mengatakan: "Jangan undang saya ke istana.." Hanyalah kata-kata yang diucapkan tanpa sadar bahwa dia justru tengah berada di sebuah istana calon presiden, serta kedatangannya bukan karena diundang, tapi kedatangan atas kesadaran sendiri. 

UAS telah menabur angin, dan kalau kini dia menuai badai, itu adalah sebuah resiko yang harus diterimanya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun