Mohon tunggu...
Dianisa Rizkika
Dianisa Rizkika Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sedang belajar menulis

Anak teknik yang gemar minum kopi dan bercita - cita menjadi pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Simalakama Wajah Pendidikan Saat Ini

22 Maret 2018   20:53 Diperbarui: 22 Maret 2018   21:02 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Sumber : http://www.antonioneves.org/)

Kedua, pancasila. Negara Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang lebih baik dan warganegara yang lebih baik adalah warganegara yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warganegara.

Ketiga, budaya. Budaya adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai-nilai dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Keempat, tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Nasional adalah kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Di dalam tujuan pendidikan nasional terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warganegara. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Dengan menerapkan pendidikan budaya dan karakter bangsa artinya guru harus mengintegrasikan seluruh mata pelajaran eksakta dan non eksakta termasuk muatan lokal, kesenian dan bimbingan konseling (kepribadian) melalui pola pembelajaran aktif dengan mengacu pada keempat sumber yang disebutkan sebelumnya.

Dari keempat sumber nilai  tersebut maka akan dihasilkan sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa, yang meliputi sifat religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial dan yang terakhir adalah peduli lingkungan.

Proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak bisa dianggap sepele karena merupakan proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan, mulai dari SD sampai dengan tingkat perguruan tinggi pun tetap masih diperlukan. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertolak belakang dengan materi eksakta dan non esakta yang mengandung teori - teori, konsep, rumus ataupun teknik yang perlu dihafalkan dan perlu dimengerti secara mendalam.

Konsep pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak semerta-merta diujiankan secara tertulis melainkan diajarkan secara eksplisit melalui materi pelajaran dan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Mungkin inilah yang menjadi pertimbangan pemerintah untuk memberikan pendidikan karakter dalam program barunya dengan menyesuaikan program '5 hari sekolah' tersebut.

Menyiasati Pendekatan Pendidikan Budaya dan Karakter dengan Beragam Metode

Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk mentransfer ilmu pendidikan budaya dan karakter bangsa diantaranya adalah menggunakan strategi pembelajaran yang interaktif  yang lebih mengena dan melalui kegiatan - kegiatan kreatif dan inovatif. Karena pada dasarnya  materi pendidikan ini tidak mementingkan hasil pembelajaran melainkan mengutamakan prosesnya. Penting diperhatikan bahwa proses belajar - mengajar terpusat pada siswa dan aktivitas siswa. Saat kegiatan belajar - mengajar berlangsung, siswa tidak sekedar  pasif mendengarkan apa yang disampaikan guru, namun diarahkan untuk dapat lebih aktif sehingga tercipta komunikasi dua arah dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Selain itu, pendekatan lain yang dilakukan adalah dengan metode pembelajaran yang menerapkan konsep keterkaitan. Disini peran guru adalah memacu siswa untuk mampu membuat keterkaitan dan relevansi terhadap ilmu pengetahuan yang telah diberikan guru sebelumnya  dengan dengan konteks penerapan dalam kehidupan dunia nyata siswa.

Pendekatan terakhir pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah kegiatan evaluasi proses pembelajaran dengan membuat parameter penilaian semua aspek hasil belajar (yang mencakup dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik), baik yang nampak sebagai hasil akhir suatu proses pembelajaran maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas oleh wali kelasnya. Hal ini dilakukan agar siswa dan orang tua siswa mengetahui sudah sejauh mana siswa tersebut mampu menerapkan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun