Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Bila Remaja Diajak Melakukan Seks Bebas, Apa yang Orangtua Lakukan?

13 Februari 2012   02:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:44 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13291011721773107065

Bila remaja (anak kita) diajak melakukakan seks bebas pada tanggal 14 Februari, apa yang akan kita (orangtua) lakukan ? Bila hal itu terjadi, mumpung masih ada setengah hari lagi, ajaklah mereka bicara dengan penuh kasih sayang. Lakukan segera sebelun terlambat! Tulisan ini berbagi pengalaman tentang diskusi menarik antara orangtua dan anaknya yang beranjak remaja. Semoga bermanfaat.

Fiksi ini Aku (Dewi Laily Purnamasari) tuliskan sebagai bentuk keprihatinan atas meningkatnya kasus perilaku seks bebas terutama di kalangan remaja, lebih khusus lagi ditengarai tanggal 14 Februari dijadikan momen untuk menyebarluaskan perilaku tersebut.

Teman-teman, kini aku sudah berusia lima belas tahun.

Aku ingatkan lagi yah … aku sudah memasuki usia baligh. Usia di mana seluruh amal perbuatan ku di catat dalam catatan para malaikat penjaga. Rakib dan Atid. Bila aku berbuat baik, menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, maka Rakib akan menuliskannya. Bila aku berbuat tidak baik, menjalankan larangan Allah SWT, dan meninggalkan perintah-Nya, maka Atid akan menuliskannya.

Serba serbi seputar baligh apa saja sih ? Adakah teman-teman yang mendapat informasi penting ini ? Syukurlah bila sudah mendapatkannya, namun bila belum aku ingin berbagi dengan kalian.

Informasi itu aku dapat dari mengobrol dengan Ibu dan Bapak. Di sekolah ku juga ada acara Mabit dan pesantren Ramadhan, salah satu materinya adalah tentang’kiat menjadi remaja sehat saat memasuki usia baligh’.

Sejak usia sebelas sampai tiga belas tahun, aku adalah anak laki-laki yang sedang berada di tahap remaja awal. Masa itu telah aku lewati, tahap perubahan secara fisik dan psikis ’banyak yang tak kusadari’ terjadi. Rasanya tiba-tiba saja aku melampaui tinggi badan Ibu ku. Tak lama kemudian, Bapak ku sepadan diriku. Sekarang, aku lah penghuni rumah tertinggi, 167 cm. Juga berat badan ku bertambah dengan cepat menembus angka 70 kg. Suara ku … ??? Aku sendiri kaget dengan suara ku. Lebih berat dan serak. Tadinya ku pikir aku terserang flu dan radang tenggorokan. Ternyata tidak! Ini memang suara baru ku.

Tidak hanya itu loh! Aku juga sekarang ditumbuhi bulu. He … he … he … bukan … bukan … berubah menjadi simpanse atau gorila. Daerah khusus saja yang ditumbuhi bulu, yaitu kaki, tangan, dada, ketiak, wajah, dan sekitar alat kelamin. Hal ini alami dan ilmiah.

Aku merasa bersyukur telah ditemani dan dibimbing dengan penuh perhatian serta kasih sayang oleh Ibu dan Bapak di rumah, juga guru bimbingan konseling di sekolah. Jadi, tidak kaget. Tidak malu. Tidak bingung. Aku tahu harus bersikap sebagai remaja.

Perubahan fisik yang aku alami adalah buah zakar menjadi lebih besar. Menurut guru ku salah satu ciri lainnya adalah mimpi basah. Aku tersenyum malu. Beberapa teman terkikik geli. Aku juga sempat bingung. Mimpi basah ? Mungkin mimpi kecebur kolam atau hanyut di terjang ombak tsunami. Bisa juga mimpi mandi dan lupa bawa handuk. Guru ku mengatakan hal ini sunnatullah. Mimpi basah adalah peristiwa yang dialami remaja ketika tidur terkadang bermimpi yang merangsang. Ketika terjaga, celananya terasa basah oleh bercak cairan kental yang bukan kencing. Cairan ini disebut air mani yang mengandung sperma. Allah SWT yang menciptakan tahap-tahap dalam kehidupan manusia.

Jadi, sebagai hamba Allah seorang remaja tentu harus memahami proses kehidupan yang sedang dijalaninya.

Al Quran menjelaskan sebagaimana ayat berikut ”Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudahditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supayadia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS. Al Hajj 22 : 5).

Sudah di sunat belum ? Iiihhh … sudah besar kok belum sunat! Anak laki harus berani di sunat, malu dong … Waktu aku SD sering mendengar ungkapan di seputar kata ’sunat’. Aku sudah di sunat waktu berumur enam tahun. Jadi waktu masuk SD aku sudah di sunat. Sebagian besar teman-teman SD ku belum di sunat. Sunat bagi anak laki-laki diwajibkan dan memberi nilai positif sebagai bentuk penjagaan bagi kebersihan alat kelamin laki-laki. Alat kelamin menjadi lebih mudah di bersihkan sehingga mengurangi kemungkinan terkena penyakit infeksi.

Sekarang, aku adalah seorang remaja laki-laki di tahap pertengahan. Ibu, lebih khusus Bapak sangat berperan sebagai sahabat ku. Beliaulah yang menemaniku membaca rambu-rambu kehidupan. Bapak adalah seorang laki-laki dewasa yang baik. Tentu beliau telah mengalami tahap seperti ku. Bersahabat dengan orangtua sangat penting artinya bagi ku sebagai remaja yang mengalami juga perubahan kejiwaan. Aku pernah mengalami rasa cemas dan rendah diri, maupun menemui masalah pergaulan dengan teman. Namun, semua itu dapat dilewati dengan baik karena sahabat terbaik ku adalah orangtua ku. Tempat belajar terbaik ku adalah rumah ku.

Bila teman-teman masih belum menjadikan orangtua sebagai sahabat dan rumah sebagai tempat belajar, ayo mulai lah! Remaja seusia kita makin banyak menemui godaan dan tantangan. Aku sudah bercerita tentang dampak buruk rokok, narkoba, televisi, dancandu ’games’.

Satu lagi nih … Remaja, aku adalah bagian dari komunitas ini, akan berhadapan dengan apa yang disebut dengan perilaku seks beresiko dan pornografi.

Media massa, baik cetak maupun elektronik dan jaringan internet telah dijadikan alat oleh sekelompok orang demi kepentingan bisnis –juga kepentingan besar- penghancuran moral generasi penerus bangsa. Maka tampaklah di perempatan jalan, di emperan trotoar, di toko buku, di kios koran, di warung internet, di rumah, di mal, di bioskop, di sekolah, di kantor, di kendaraan, di pesantren, di tempat ibadah, dimana-mana … pornografi dan perilaku seks beresiko.

Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukkan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Undang-undang telah ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia.

Ketentuan yang diatur dalam undang-undang tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang bersumber pada ajaran agama juga melindungi setiap warga negara, khususnya perempuan, anak, dan generasi muda dari pengaruh buruk dan korban pornografi. Ya benar! Aku setuju, bahwa anak dan remaja paling rentan menerima pengaruh buruk bahkan seringkali menjadi korban. Maka, setiap orang khususnya orangtua, guru, dan pemerintah berkewajiban melindungi anak dan remaja dari pengaruh pornografi dan mencegah akses anak dan remaja terhadap informasi pornografi.

Dampak dari pornografi adalah terserapnya informasi yang salah dan merusak jaringan otak. Pikiran mempengaruhi perilaku. Bukan begitu teman ? Bila pikiran terkena racun pornografi maka perilaku seks beresiko adalah episode lanjutannya. Perilaku ini dilarang oleh Allah SWT, karena Allah SWT telah memberikan jalan terbaiknya. Hubungan seksual hanya boleh dilakukan suami istri dalam perkawinan. Perkawinan yang harmonis, penuh cinta kasih, saling menyayangi, da melindungi antar pasangan. Bukan sembarang seperti binatang. Bila belum mampu, Rasulullah SAW memberi contoh teladan, berpuasalah!

Bila tak dapat menahan hawa nafsu, yakinlah! episode ini senantiasa berakhir tragis.Remaja perempuan menanggung kehamilan di luar pernikahan atau kehamilan di usia muda. Aborsi yang sering berujung kematian. Bayi lahir cacat, prematur, berat badan rendah atau mati. Remaja laki-laki dapat kehilangan semangat belajar dan putus sekolah. Tertular penyakit kelamin bahkan terkena HIV/AIDS. Islam menegaskan perilaku di atas sebagai zina. Mendekat saja di larang, apalagi melakukannya.

NB : Tokoh aku adalah anak pertamaku Ibrahim Rasyid Ridho Rusydi (15 tahun)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun