Mohon tunggu...
Dedi Hamid
Dedi Hamid Mohon Tunggu... Driver -

berjuang hidup demi masa depan keluarga yang bahagia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengapa Kita Perlu Pemimpin yang Adil?

26 Juli 2013   20:18 Diperbarui: 4 April 2017   17:21 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin seharusnya orang yang dicintai rakyatnya memberi motivasi dan inspirasi

dan orang yang mempunyai visi ke depan

Kata-kata adil sepertinya sudah menjadi materi dari retorika politik saja. Hanya sebagai bahan kampanye dan sekedar simbol politik. Pelaksanaannya jauh dari prinsip adil dan berkeadilan itu sendiri. Plato dikenal sebagai sumber inpirasi kejayaan peradaban barat. Plato dalam "the Republic"-nya pernah menanamkan tiga prinsip keadilan dalam pelaksanaan ketatanegaraan. Pertama adalah, pemimpin harus memiliki bekal pendidikan yang memadai. Kedua, masyarakat yang beradab harus berorganisasi, termasuk organisasi pemerintahan. Ketiga, keadilan tidak hanya dalam kerangka menjalankan pemerintahan yang baik tetapi untuk tujuan hidup yang lebih tinggi yaitu untuk mencapai tingkat kebahagiaan.

Pada dasarnya prinsip keadilan diatas adalah bagian dari fitrah manusia, tidak perduli apakah manusia tersebut anggota dari peradaban Barat, peradaban Islam atau bentuk peradaban lain. Inilah pesan universal.

Bagaimana dengan prinsip keadilan dan kepemimpinan dalam Islam? Prinsip keadilan dan kepemimpinan dalam Islam berlandaskan pesan universal: "Rasulullah SAW diutus ke muka bumi ini adalah untuk membawa berkah bagi alam semesta. Rahmatan Lil ‘alamin." Kita sebagai muslim akan menjunjung misi ini untuk membawa keberkahaan bagi alam semesta. Pesan ini sangat universal, karena tidak ada satupun manusia di muka bumi ini ingin melihat kerusakan alam semesta, tidak perduli apakah dia muslim atau tidak, semua ingin melihat alam yang lestari.

Sebagai orang yang beriman kita percaya bahwa segala selalu bersumber dari Allah. Kepemimpinan juga bersumber dari Allah. Tentunya banyak yang menyangka kalau kepemimpinan yang dimaksud adalah untuk urusan agama, padahal prinsip kepemimpinan yang disabdakan Allah kepada manusia melalui Rasulullah SAW sifatnya universal mencakup seluruh aspek kehidupan. Tidak ada pertentangan antara kepentingan agama Islam dengan kehidupan umum.

Kepemimpinan telah disebutkan sejak sebelum proses penciptaan manusia. Sebagaimana Sabda Allah dalam Al Baqarah 30: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Disinilah kata "Khalifah" yang secara harfiah berarti successor atau wakil/penerus kekuasaan (Allah) menjadi sangat penting untuk dipahami. Dalam definisi yang lebih operasional, Khalifah berarti memerintah sesuai dengan Al-Quran dan teladan dari Rasulullah SAW. Dan bila dipelajari lebih teliti kata Khalifah tidak menganjurkan jabatan permanent, suksesi adalah bagian dari konsep Khalifah.

Konsep inilah yang justru dilupakan dan ditanggalkan oleh pemimpin yang mengaku muslim, karena sudah menjadi fitrah manusia untuk mempertahankan yang sudah didapat. Sekali seorang menjadi pemimpin sudah tentu orang ini ingin menjadi pemimpin abadi atau paling tidak anak keturunannya yang menjadi pemimpin. Padahal sudah diperingatkan oleh Rasulullah S.A.W. bahwa tugas menjadi pemimpin harus dipertanggung jawabkan di hari akhir.

Seperti yang diriwayatkan oleh Abu' Huraira, Rasulullah S.A.W. bersabda bahwa orang yang rakus kekuasaan akan menyesal di hari perhitungan nanti.

Tahun ini, 2013, masyarakat RIAU akan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin untuk masa lima tahun mendatang. Namun perlu diingat proses kepemimpinan tidak terpaku kepada hari pemungutan suara saja. Sebelum dan sesudah pemungutan suara adalah masa yang jauh lebih penting. Rakyat perlu bersatu-padu untuk memelihara atau menjadikan pemimpin yang adil dan menumpas pemimpin yang zalim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun