Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Napak Tilas Kopi Sianida di Kafe Olivier

12 Oktober 2016   00:11 Diperbarui: 12 Oktober 2016   08:51 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah dirasakan cukup, phin filter kopi diangkat (foto milik penulis)

Sehari setelah acara Kompasianival, Minggu, 9 Oktober 2016, sebelum kembali ke Surabaya, saya bersama saudara sepupu saya melakukan “napak tilas” kasus “kopi bersianida,” di Kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.

Kami tiba di kafe tersebut sekitar pukul 11:40, masih sepi, baru sekitar 2-3 meja yang terisi, mungkin karena waktu car free day baru saja selesai (pukul 11:00), sehingga orang bermobil baru bisa datang ke sana setelah itu.

Kami sengaja memilih meja nomor 54 sebagai tempat duduk kami. Di tempat duduk inilah pada 6 Januari 2016, Jessica, Mirna, dan Hani, duduk, sesaat sebelum peristiwa tragis kopi bersianida itu terjadi.

Yang pertama kali kami order tentu saja minuman andalan Olivier, yang semakin terkenal setelah kasus “kopi bersianida” terjadi di kafe itu: Vietnam Coffe, lalu makanan: Grill Salmon, Dory Meuniere, dan Chicken Ratato.

Sekitar 5 menit kemudian, pesanan Kopi Vietnam sudah datang, dengan proses akhir pembuatan kopi dilakukan di atas meja, di hadapan kami.

Ekstrak kopi di phin filter yang sudah dituangi air panas, air resapan kopi turun ke dalam gelas (foto milik penulis)
Ekstrak kopi di phin filter yang sudah dituangi air panas, air resapan kopi turun ke dalam gelas (foto milik penulis)
Gelas sudah diisi dengan susu kental manis, ditambah es batu jika ingin kopinya dingin, di atas gelas ditutup dengan phin filter yang diisi dengan ekstrak serbuk kopi di atasnya.

Gelas ini diletakkan di atas meja kami, lalu pelayannya menuangkan air panas dari cerek ke atas ekstrak serbuk kopi itu. Resapan air ekstrak kopi secara perlahan turun melalui phin filter ke dalam gelas. Setelah terisi cukup, phin filter kopi diangkat pelayannya.

Kopi Vietnam dengan harga Rp 58.000 per gelas (setelah pajak)  itu pun siap dinikmati, tanpa ada ampas kopinya sedikitpun, dan tentu saja tanpa sianidanya ... hehehe. Rasanya memang enak.

Saat air panas dituangkan dari cerek ke phin filter yang telah diisi dengan eksrak kopi (foto milik penulis)
Saat air panas dituangkan dari cerek ke phin filter yang telah diisi dengan eksrak kopi (foto milik penulis)
Resapan air ekstrak kopi di phin filter turun ke dalam gelas yang sudah diisi dengan susu kental manis (foto milik penulis)
Resapan air ekstrak kopi di phin filter turun ke dalam gelas yang sudah diisi dengan susu kental manis (foto milik penulis)
Saat memesan makanan, kami bilang ke pelayannya, kopinya dikeluarkan lebih dulu, makanannya nanti saja, tetapi pelayannya bilang, jangan lama-lama, karena sebentar lagi kafenya sudah penuh, kalau sudah penuh nanti proses datangnya makanan agak lama. Maka, makanannya pun ikut dikeluarkan hampir bersamaan dengan kopinya.

Benar saja, sekitar 30 menit kemudian mulai berdatangan tamu di Kafe Olivier itu, sampai terisi sekitar 90 persen.

Setelah itu kopi diaduk sampai merata dengan susu kental manisnya, siap dinikmati (foto milik penulis)
Setelah itu kopi diaduk sampai merata dengan susu kental manisnya, siap dinikmati (foto milik penulis)
Menurut sepupu saya kafe ini memang sudah lama merupakan kafe favorit banyak orang, dan bertambah ramai lagi sejak mencuat kasus kopi bersianida yang menewaskan Mirna itu.

Menurut saya, kafe ini memang cocok dijadikan tempat bersantai bersama keluarga atau teman-teman sambil menikmati berbagai hidangan favoritnya, bukan hanya Kopi Vietnam saja.

Harganya memang tidak murah, tetapi juga tidak terlalu mahal untuk ukuran sebuah kafe menengah-atas, intinya hargnya lebih-kurang sama dengan harga makanan dan minuman di kafe-kafe sejenis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun