"Hey bangun...Maghrib."
Ya ampun, lelap sekali aku tertidur di kamar Mama.
"Matamu ko sembab"
"Ah, masa sih. Kebanyakan tidur Maaa"
Bergegas menuju kamar mandi lalu kutengok cermin dan aku terkaget dengan mukaku sendiri. Kapan nangisnya aku tidak tahu. Hanya mata ini menjadi pertanda bahwa sedihku terbawa sampai aku tertidur.
Selesai Shalat rupanya Tuhan mendengar pintaku.
Tiba-tiba mama menghampiri sambil memeluk aku dengan erat.
"Kamu pindahkan sekolah anakmu ya."
"Loh, kenapa Ma?"
"Ndapapa, ikuti saja ya. Mama kesepian di rumah kalau tidak ada mereka".
"Tapi Ma... ini baru berapa lama?. Masa aku pindahin lagi sekolahnya."
Kemudian Bapa datang dan langsung menimpali.