saat jemputan semakin kerap memberi isyarat "om telolet om"
tehisaplah waktu berkilat lekas melemparkanku ke sisa udara
poriku basah dalam rasa keterlambatan yang parah
mengingatkan paras ayumu menapak jemputan heningmu disilam laluÂ
yang tak searoma provokasi jemputanku yang bikin kusut dan setres
namun diredup jauh, kamu smile and say,
don't worry sayang
imanmu yang koyak akan terjahit kembali disini
meski tak kasat mata, ulir benang Penjahit itu begitu adil dan jernih
lalu aku gak worry lagi
luwuk-banggai 20170119
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!