Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Nomor Kasus Saya

25 Maret 2020   09:01 Diperbarui: 26 Maret 2020   19:15 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Ria Algra dari Pixabay

Kini seperti hanya tersisa pendengaran saja di dalam otak saya, ketika gelora suara drum itu berhenti, saya mendengar getaran dari gesekan lantai, yang saya tau bahwa itu adalah suara pengangkatan peti. Beberapa kali suara berderit kayu peti, sebagai pertanda derit jiwa saya sendiri, namun saya tetap bertahan dengan otak saya yang menggiring rasa suatu pemakaman saja. 

Sialnya, lagi lagi, suara sepatu lars itu menghujam dengan irama serupa sebelumnya. Namun ada makna lain, langkah langkah sepatu boots ini seperti mengayun dan menggendong peti. Dan suaranya itu sedikit berbeda, itu adalah suara sepatu lars yang berjalan di tanah. Saya pikir tidak seseram suara sepatu berat di lantai kediaman, dan ini sedikit membuat saya tenang dan bertahan baik di dalam otak saya.

Cukup waktu lama suara suara langkah mengayun itu akhirnya berhenti, saya mendengar lagi kesunyian yang artinya jeda. Apa lagi ini? Otak saya kembali berputar, ketika suara lonceng perlahan menyentuh gendang indera. Tanpa merasakan resah, saya menjadi tak lagi mendengar kaget yang aneh aneh. 

Hanya satu suara lonceng dan kesunyian otak saya. Seperti melewati keremukan yang halus. Rasa diri yang soliter, dari satu ras yang aneh, dari beberapa  ras lain yang baru mulai saya kenali. Ras yang diam berkeliling melayang hancur dan menyendiri.

Bersama itu pula saya masih sempat merekam di otak saya, sebelum peti itu berderak  di dalam tanah bumi yang menyergapnya, sebuah tulisan di permukaan kayunya terbaca.

"Kasus Nomer Saya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun