Mohon tunggu...
Aris Dwi Nugroho
Aris Dwi Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Seseorang yang selalu ingin menjadi pembelajar sejati untuk menggapai kebahagiaan hakiki.

Email: anugrah1983@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terapi "Masa Lalu" untuk Menyelamatkan Masa Depan

5 Juni 2017   10:29 Diperbarui: 5 Juni 2017   11:08 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Berpikir dan Mengingat Masa Lalu. Sumber: hdmessa.wordpress.com

Pernahkah Anda mengingat masa lalu? Apabila jawabannya “pernah”. Seberapa sering Anda mengingatnya? Apa yang Anda rasakan saat mengingat masa lalu? Dan apa pengaruhnya terhadap pribadi Anda setelah mengingat masa lalu?

Masa lalu setiap manusia ketika dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan tidak berdaya, lemah, dan tidak membawa sesuatu apapun. Harta, pangkat, jabatan, tahta, dan lain sebagainya tidak ada yang melekat pada dirinya. Bahkan sehelai benang pun tidak dibawanya. Dalam keadaan demikian, hanya bisa menangis tanpa bisa melakukan aktifitas apapun untuk dapat memenuhi kebutuhan/keinginannya.

Seiring waktu berjalan, kehidupan berproses dari waktu ke waktu, membuat keadaan manusia semakin hari semakin terlihat adanya perubahan dari keadaan semula, tumbuh dan berkembang, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Berawal dari sedikit demi sedikit sempurnanya fungsi organ tubuh manusia, mata, telinga, tangan, kaki dan lain sebagainya terus semakin terlihat kesempurnaan fungsinya. Sehingga pada akhirnya sampai dapat melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang diinginkannya. Kemudian berawal dari tidak mengetahui sesuatu, berproses belajar mengucapkan kata demi kata, merespon berbagai hal yang ada, belajar membaca, menulis, berhitung dan berpikir, sehingga pada akhirnya sampai dapat melakukan berbagai aktifitas psikis secara sempurna.

Dengan kemampuan melakukan aktifitas fisik dan psikis secara sempurna, manusia dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, sehingga dapat meraih keinginan, harapan, impian dan cita-cita dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Harta dapat dimiliki, jabatan, pangkat, tahta dan lain sebagainya dapat diraih. Setelah meraih semua itu, mereka dapat menikmatinya sesuai dengan keinginannya. Manusia memiliki kebebasan untuk mensikapi segala sesuatu yang telah dimilikinya selama menjalani kehidupan di muka bumi ini.

Namun, seiring dengan proses diraihnya berbagai hal tersebut, tidak sedikit manusia yang terbuai dengan semuanya, sehingga mereka bersikap sombong dengan sesuatu yang dimilikinya saat ini. Mereka menyombongkan diri dengan harta, pangkat, jabatan, jenjang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya yang dimilikinya. Menganggap remeh dan rendah, bahkan menghina orang-orang yang tidak seberuntung dirinya dengan segala yang dimilikinya. Mereka merasa dirinya lebih dari orang lain.

Dengan kesombongannya itu biasanya akan membuat seseorang bersikap egois, dan tidak memiliki rasa empati terhadap orang-orang yang kondisinya lemah di sekitarnya. Merasa bahwa sesuatu yang sudah diraih saat ini adalah hasil jerih payahnya sendiri, tanpa ada campur tangan pihak lain, sehingga dia akan berbuat sewenang-wenang dengan segala yang dimilikinya, tanpa memperhatikan orang lain.

Sungguh sangat bahaya apabila kesombongan ada pada pribadi kita, nasib masa depan seseorang akan terancam, karena tidak akan mendapatkan sesuatu yang berarti dari apa yang dimilikinya saat ini, bahkan semua yang dimilikinya akan membawanya kepada kepedihan dan kesengsaraan di masa depan.

Untuk mengantisipasi atau mengatasi kesombongan bersarang pada pribadi kita, kiranya dapat dilakukan terapi “masa lalu”, sebuah terapi dengan memanfaatkan memori masa lalu kita terkait dengan proses kehidupan dari awal kejadian sebagai seorang manusia. Karena pada hakikatnya kesombongan dapat terjadi diantaranya disebabkan oleh faktor seseorang tidak menyadari dan lupa akan “masa lalu”nya. Dengan demikian, terapi ini berproses dengan menekankan seseorang untuk mengingat kembali sesering mungkin “masa lalu”nya, hingga selalu tertanam sebuah kesadaran akan “masa lalu”nya, yang dengan hal itu akan berkontribusi positif terhadap sikapnya di kemudian hari.  

Terapi ini dilakukan dengan mengingat kembali proses kehidupan kita sebagai manusia yang berasal dari setetes cairan yang kotor dan hina, dimana cairan tersebut tidak akan dapat berproses menjadi wujud manusia yang sempurna tanpa kekuasaan dan kehendak Allah SWT. Cairan tersebut berproses di dalam rahim ibu kita yang dijaganya dengan penuh kasih sayang, walaupun harus menanggung derita yang begitu berat selama 9 bulan.

Ingatlah kembali proses kelahiran kita ke dunia ini dalam keadaan yang lemah, tidak berdaya, dan tidak dapat melakukan sesuatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan/keinginan yang ada, serta tidak memiliki sesuatu apapun. Ilmu pengetahuan, harta, pangkat, jabatan, dan lain sebagainya tidak kita miliki, bahkan sehelai benangpun tidak menyertai disaat kelahiran kita ke dunia ini.

Ingatlah kembali proses perkembangan kita dari mulai tidak berdaya, yang hanya bisa menangis di saat ada sesuatu di dalam diri kita, dan tidak dapat melakukan aktivitas apapun untuk memenuhi berbagai keinginan/kebutuhan, sampai dengan saat ini kita memiliki berbagai kemampuan, sehingga dapat melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan hidup, mencapai impian dan cita-cita, berbagai hal dapat dimiliki; harta, pangkat, jabatan, dan lain sebagainya dapat dimiliki, semua itu tidak terjadi dengan begitu saja, dan terwujud bukan karena kehebatan pribadi kita, melainkan semuanya itu karena kasih sayang dan kehendak Allah SWT. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun