Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisiku Awalan AIUEO (2)

22 September 2017   14:43 Diperbarui: 22 September 2017   16:11 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Abjad demi abjad menjadi rangkaian kata

Aksi tarian pena memenuhi jiwa

Akankah Aku tenggelam dalam tulisan itu?

Alam pun merasa diacuhkan keberadaannya

Ibarat langit dan bumi terlihat bersama 

Iba terasa hanya saling bertatap berjauhan 

Iringi kebersamaan yang bias

Istana pasir seperti kokoh berpagar 

Ujian hidup berlarian mendekap

Ukir rasa setiap insan

Umur tak bisa berkejaran 

Ungkapan hati berselimut kelam

Esok tak mungkin mengganti hari ini 

Entahlah akan bersua kembali 

Embun hati menguap tak tentu arah 

Enggan beranjak tapi harus 

Onak terlalu dalam menghujam

Ombang ambing rasa karena cinta 

Ombak dipaksa berhenti menggulung

Omongan bagai empedu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun