Mohon tunggu...
Alyssa Diandra
Alyssa Diandra Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Umum

Seorang dokter umum yang tertarik dengan isu di masyarakat terutama ada keterkaitan dengan ilmu kesehatan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Takut Berobat untuk Kesehatan Jiwa

17 April 2024   14:55 Diperbarui: 18 April 2024   10:16 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kesehatan Jiwa (Image by Freepik)

"Oh jadi pengobatannya tidak boleh di-stop ya dok?"

"Dok, saya jangan diberikan obat tidur ya"

"Takut ah dok, nanti obatnya bikin ketergantungan"

Beberapa kalimat ini seringkali terdengar jika berkaitan dengan pemberian obat pada pasien dengan gangguan jiwa.

Kekhawatiran ini wajar dan menunjukkan bahwa masih banyak misinformasi yang terjadi di masyarakat.


Oleh karena itu, mari kita membahas sedikit tentang terapi pada gangguan jiwa.

Apakah kesehatan jiwa dan kesehatan fisik berbeda?

Kesehatan jiwa dan fisik merupakan bagian dari kesehatan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi.

Adanya masalah pada kesehatan jiwa seperti stres berkepanjangan, gangguan depresi, gangguan cemas dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya masalah kesehatan fisik seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung.

Begitu juga sebaliknya, masalah kesehatan fisik misalnya stroke, penyakit jantung, dapat menjadi faktor risiko terjadinya masalah kesehatan jiwa.

Selain itu, masalah kesehatan jiwa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosial, namun juga dipengaruhi kondisi biologis tubuh kita.

Faktor genetik, faktor perkembangan otak dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terkena gangguan jiwa.

Jadi, mitos yang mengatakan bahwa seseorang yang terkena gangguan jiwa merupakan orang yang lemah tentu tidak tepat.

Siapa saja dapat mengalami gangguan jiwa. Serupa dengan imunitas dalam kesehatan fisik, kesehatan jiwa juga memiliki "imunitas" yang disebut resiliensi. 

Resiliensi adalah kemampuan seseorang secara mental dan emosional untuk menghadapi suatu krisis.

Pada waktu tertentu, resiliensi kita bisa saja lemah sehingga lebih rentan terkena gangguan jiwa.

Jika mengalami hal tersebut, sama seperti sakit fisik, maka diperlukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Perlu diketahui, masih sering ditemukan orang yang berpikir bahwa gangguan jiwa identik dengan masalah kesehatan jiwa yang berat seperti skizofrenia. Padahal, gangguan jiwa lebih luas dari itu.

Masalah seperti autisme, ADHD, depresi, gangguan cemas, insomnia (sulit tidur), gangguan kepribadian, gangguan penyesuaian, gangguan makan merupakan contoh masalah gangguan jiwa.

Jika ada gejala seperti masalah pengendalian emosi, menarik diri, kesedihan atau kecemasan yang berlebihan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Selain untuk memastikan apakah masih dalam batas normal atau tidak, berkonsultasi juga dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan resiliensi jika ada mekanisme koping yang dirasa kurang tepat.

Terapi dalam gangguan jiwa  

Seringkali orang meremehkan terapi dalam kesehatan jiwa. Terapi farmakologi (obat) kerap disebut obat tidur serta psikoterapi disebut terapi yang sekedar bicara.

Memang, keduanya merupakan modalitas utama dalam terapi gangguan jiwa, namun pemikiran tersebut tidak tepat.

Obat dalam terapi gangguan jiwa secara umum bertujuan mengubah kondisi zat kimia, yang disebut neurotransmitter, dalam otak agar kembali normal.

Jika seseorang sudah dalam kondisi yang lebih tenang, maka biasanya diberikan psikoterapi.

Kekhawatiran pasien seringkali berupa risiko ketergantungan dan khawatir bahwa semua obat jiwa adalah obat tidur.

Meskipun ada jenis obat tertentu yang memiliki risiko ketergantungan, mengonsumsi obat sesuai dengan yang disarankan dapat meminimalisir risiko tersebut.

Selain itu, sampaikan kekhawatiran mengenai risiko tersebut sehingga psikiater dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai obat yang diberikan.

Mengantuk sendiri bukan tujuan dari pemberian obat gangguan jiwa, kecuali pada gangguan tidur. Mengantuk merupakan salah satu efek samping yang sering ditemui pada beberapa jenis obat gangguan jiwa.

Psikoterapi meliputi terapi bicara namun tidak hanya sekedar bicara biasa, ada teknik tertentu yang dipelajari agar dapat mengatasi gangguan jiwa. 

Tujuannya terutama untuk membimbing klien/pasien agar memiliki mekanisme koping yang lebih baik.

Contoh psikoterapi seperti terapi psikodinamik dan psikoanalisis, hipnoterapi serta terapi kognitif.

Jadi, kedua terapi tersebut hampir selalu diberikan bersama kecuali ada kondisi tertentu yang tidak memungkinkan tergantung masing-masing kasus. 

Kemudian, obat dalam terapi gangguan jiwa juga tidak boleh asal dihentikan tanpa konsultasi dengan psikiater. 

Penghentian obat secara mandiri ini dapat menimbulkan kekambuhan serta tak jarang dapat memberikan efek samping tertentu.

Lama terapi obat biasanya bergantung klinis dan pada beberapa kasus ada kurun waktu minimal untuk meminimalisir kekambuhan.

Secara umum, sebelum pengobatan dihentikan, dosis akan diturunkan bertahap hingga akhirnya dihentikan.

Mari senantiasa berkonsultasi dengan psikiater maupun psikolog mengenai rencana terapi yang dijalani.

Jangan lupa untuk menghentikan penggunaan alkohol dan merokok karena keduanya seringkali mengurangi efektivitas obat.

Kesehatan jiwa adalah hak setiap orang dan mari pelihara kesehatan jiwa anda.

Referensi

Mayo clinic. 2023. Psychotherapy. Available from: https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/psychotherapy/about/pac-20384616

Canadian Mental Health Association. 2014. Myths about Mental Illnesses. Available from: https://cmha.ca/wp-content/uploads/2016/02/Myths-about-MI-NTNL-brochure-2014-web.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun