Mohon tunggu...
Septian Alhinduan
Septian Alhinduan Mohon Tunggu... Staff Officer -

Melangkah setahap demi setahap menuju cita-cita yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Lemahnya Penegakan Hukum di Indonesia

19 Januari 2017   14:28 Diperbarui: 19 Januari 2017   14:59 2771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Negara Indonesia adalah negara yang berdaulat penuh dan memiliki supremasi hukum, sehingga tidak ada alasan bagi siapapun untuk tidak mematuhi hukum yang berlaku di negeri ini. Namun yang terjadi saat ini justru berbeda banyak oknum-oknum dari kelompok tertentu yang berusaha memaksakan kehendaknya untuk kepentingan kelompoknya, sehingga masyarakat merasa sudah tidak nyaman lagi hidup di Indonesia. Seolah-olah kita hidup masa peradaban lama atau jaman jahiliyah dan hukum rimba hampir berlaku sepenuhnya.

Kita saat ini menyaksikan pemandangan yang cenderung tidak patut terjadi, dimana sebagian masyarakat berusaha mencampur-adukan masalah agama, ideologi, politik dan ekonomi menjadi satu, padahal sejujurnya agama dan politik bagaikan minyak dengan air dan sama dengan kutub berlawanan pada medan magnet, sehingga tidak dapat disatukan. Politik merupakan strategi atau ilmu siasat yang memiliki banyak ketidakjujuran, ketidakadilan dan KKN, sehingga semua politikus banyak menggunakan cara-cara yang mengelola taktik dan strategi demi memenangkan kubunya, demi kepentingan kelompok tanpa mengindahkan kepentingan nasional.

Indonesia Target Proxy War?

Akankah kita menjadi korban proxy war pihak asing seperti di Timur Tengah? Ada baiknya masyarakat Indonesia mulai membuka mata, hati dan telinga terhadap gerak-gerik pihak asing dengan politik propagandanya yang berhasil menghancurkan negara kawasan Timur Tengah. Salah satu alasan dari hancurnya Irak adalah terjadinya perang antar kelompok mengarah pada civil war (perang antar rakyat) karena menganggap agamanya paling benar, karena adanya kelompok yang menganggap bahwa agamanya dan hukum agama yang mereka anut itu paling cocok diterapkan dalam negara tersebut. Selain itu, perpecahan tersebut tidak lepas dari peran negara Amerika Serikat yang berhasil menerapkan proxy war di kawasan tersebut. Belajar dari sejarah dan pengalaman tersebut, dimana di Irak dahulu terdapat banyak aliran agama Islam dan sekte (aliran Syiah, Sunni, Shiite, ada pula Yazidi, dan Kristen). Terlepas mana yang benar, maka agama adalah urusan pribadi masing-masing seseorang dengan Tuhan. Kaitannya dengan Indonesia adalah negara kita merupakan penduduk dengan populasi penganut agama Islam terbesar di dunia atau sepertiga penduduk dunia, sehingga sudah sepatutnya kita secara historis bisa belajar dari kasus di Timur Tengah.

Penentangan Kebijakan oleh Ormas

Sebagai seorang pemerhati boleh kiranya kita berpendapat bahwa saat ini Indonesia sedang dalam detik-detik kehancuran karena beberapa keputusan dan kebijakan-kebijakannya pemerintah berhasil ditentang oleh sebuah kelompok atas yang mengatasnamakan kelompok tertentu atau Organisasi Masyarakat (Ormas) yang memiliki kemampuan, jangkauan dan konsolidasi yang tidak terbatas. Bahkan cenderung terarah dan dengan dalih apapun ormas tersebut dapat digerakkan untuk membela kebenaran dan keadilan atau membela umat tertentu, yang seharusnya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah yang sah.

Sebagai contoh keberadaan FPI yang dipimpin oleh Habieb Rizieq, dimana tokoh tersebut memiliki kapasitas, kapabalitas dan keberanian yang melebihi stake holders  legal di Indonesia. Apakah pemimpin seperti ini yang saat ini didambakan dan dibutuhkan oleh seluruh masyarakat dan dibenarkan sebagian besar umat Islam menghendaki dan mengidolakannya?

Tidak bisa dipungkiri bahwa popularitas tokoh FPI seperti Habieb Rizieq sangat melebihi tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemimpin lainnya, walaupun Rizieq sering melontarkan hal-hal yang sangat kontroversial. Hal yang sangat disayangkan dan perlu diwaspadai adalah bahwa keberadaan ormas tersebut sudah sangat meresahkan, karena tindakan yang dilakukan cenderung sangat refresif dan berhaluan keras serta ada tendensi untuk menerapkan syariat Islam bahkan sangat potensial untuk dimanfaatkan oleh kelompok kepentingan.

Jika di Indonesia ada pemaksaan menuju salah satu agama tertentu, maka belum tentu ada jaminan perdamaian di negeri ini. Sebaliknya yang terjadi adalah perang dan pembunuhan individu, bukan hanya pembunuhan dari segi iman, namun pembunuhan fisik karena ada pemaksaan kehendak iman dari kelompok yang akan memaksa. Indikasi ke arah tersebut sudah mulai terlihat dan sudah sangat dekat mengingat pergerakan dari satu ormas, dengan pengikut yang semakin besar di Indonesia. Pemerintah bagikan memakan buah simalakama, karena apabila melakukan penangkapan terhadap para tokoh ormas tersebut, maka akan terjadi perlawanan dari civil (rakyat).

Sekalipun adanya berbagai tuduhan kelompok yang mengatakan ormas ini adalah intoleran terhadap kebebasan beragama, pengikutnya akan mendukungnya habis-habisan dengan dalih demi  menegakkan syarat agama Islam. Satu-satunya strategi yang tepat dan efektif untuk menghentikan ormas ini adalah bangkitnya organisasi agama, yang secara historis memiliki akar yang sudah kuat, yang memiliki pengaruh dan memiliki arah pemikiran jelas serta dikenal tidak anti dengan keberagaman agama di Indonesia. Selain itu, seluruh stake holders pemerintah perlu melihat bahwa pergerakan ormas berkedok agama ini perlu diwaspadai agar tidak  membahayakan negara, sehingga perlu adanya penengakan hukum (law inforcement) secara cepat dan tepat sebelum terlambat dengan melakukan prasangka penangkapan (prejudice arrest).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun