Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Boleh Sayang Anak Tapi Jangan Berlebihan

8 Agustus 2017   18:49 Diperbarui: 8 Agustus 2017   19:05 7130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ayal secara fisik anak ini berbeda, badan melebar dengan perut agak menyembul kedepan. Perawakannya memang tidak begitu tinggi, berkulit agak gelap rambut ikal dan pipi chuby.

Kurang aktif bergerak dan tidak suka olah raga, bisa jadi karena berat membawa bobot tubuh. Kegemaran makan tidak disangsikan, hampir semua jajanan di warung perna dibelinya. Mulai dari jajajan manis, gurih, pedas, yang bungkus plastik atau karton pernah diincipi.

Meskipun setiap hari sudah membawa bekal, di saku terselip uang jajan berwarna biru dengan angka nol deret empat. Pernah satu hari kedapatan ibunya, bekal dibawa tidak dimakan karena terlanjur kenyang aneka jajanan.

Meskipun ibunya ngomel, besok dan besoknya tetap saja diulang. Pernah anak saya ketiban untung, ditraktir makan baso selama dua hari berturut-turut.

"Kakak seneng kalau sering ditraktir gini" senyum mengembang di bibir sulung kami. Selaku orang tua kami mewanti wanti, agar kakak tidak sering minta ditraktir.

Pada akhir semester yang kami duga terbukti, niai raport anak ini sangat melorot. Banyak nilai mepet dengan standart, hanya beberapa pelajaran nilainya lumayan.

-0o0-

Saya pernah menyimak sebuah talkshow tentang parenting, membahas tentang anak usia 7 tahun ke atas. Pada fase ini anak-anak punya penanganan sendiri, sebaiknya diberi kesempatan menggali kemampuan sendiri.

Cepat atau lambat anak memiliki dunia sendiri, orang tua tidak bisa mendampingi sepanjang waktu. Satu saat akan meniti badai hidupnya sendiri, orang tuanya tidak bisa ikut campur menyelesaikan. Tugas ayah ibu mempersiapkan pondasi, agar anak mampu mengatasi dan menangani masalah sendiri.

Rasa sayang orang tua pada anak wajar sangat wajar, namun kalau berlebihan justru menjerumuskan. Anak yang berhadapan dengan keenakan saja, berpotensi menghambat proses belajar mandiri. Sebentar sebentar dibantu, sedikit sedikit orang tua turun tangan, dampaknya anak tidak bisa apa apa.

So, ayah bunda, beri kesempatan anak menumbuhkan dirinya dengan skill dan keberanian. Agar siap menghadapi onak duri kehidupannya, menjadi manusia tangkas menyelesaikan tantangannya.-salam-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun