Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kain Perca Pertanian Kita

22 Mei 2019   10:07 Diperbarui: 22 Mei 2019   10:36 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tidak ada kata terlambat untuk tetap membuat sektor pertanian kita bagus. Setidaknya bisa mencukupi ratusan juta lambung rakyat sendiri. Tidak impor saja sudah sangat bagus.

Konsep kain perca ini realistis dijalankan dalam kondisi sekarang. Pendek kata, setop alih fungsi lahan pertanian sekarang juga. Pemerintah pusat dengan Kementerian Pertanian sebagai ujung tombak, membuat peta jalan baru yang lebih simpel.

Berikan insentif kepada petani dengan beragam cara. Salah satunya dengan mempermudah dan mempermurah akses pupuk mereka, baik yang organik maupun nonorganik. Ini kendala yang saban waktu muncul. Dengan insentif ini, akses petani terhadap pupuk bisa lebih mudah dan murah.

Kemudian berikan kebebasan dunia usaha untuk menaikkan martabat sawah dengan usaha lain yang mendukung.

Desainkan yang ciamik Model sinergi usaha kuliner dengan hamparan sawah yang luas dan jadikan ia gerakan bersama di daerah-daerah.

Kain perca memang mungil. Tapi ketika ia dikelas dengan baik, harganya pasti naik juga. Nantinya, setiap daerah punya sektor pertanian yang "mungil" namun mantap dan bisa dijadikan sakaguru perekonomian lokal.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun