Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Karir dan Humas

22 Agustus 2017   17:44 Diperbarui: 22 Agustus 2017   18:09 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Karir seseorang akan berhubungan langsung dengan hubungan kemasyarakatan yang terjadi di organisasinya. Karir bisa memiliki beberapa jenjang dan pilihan. Karir utama dan juga karir tambahan. Bagi saya karir utama sudah jelas menjadi orang yang berdiri di depan untuk mensyarah berbagai hal terkait dengan pendidikan. Utamanya pendidikan ekonjomi. Memiliki buku-buku referensi di bidang itu, mengajarkannya, menelitinya, dan menerapkannya dalam kehidupan kemasyarakatan... lalu mengulitinya dengan nilai-nilai kemanusiaan universal. Itu satu jenjang karir yang jelas menarik dan menantang.

Jenjang karir selanjutnya adalah menjadi bagian dari organisasi. Menggarap satu hal yang berkaitan dengan berbagai pihak luar. Itulah karir lainnya yang memberikan tambahan pemasukan bagi kantong ini. Meskipun menyandang jenjang pendidikan cukup mentereng, namun diperlukanlah karir ini, agar menjaga ritme kehidupan yang selalu seimbang. Disini tantangannya lebih banyak. Tidak sekedar menghadapi mahasiswa dan bercengkerama ilmiah. Tetapi menghadapi orang dari berbagai karakter dan jenjang status sosial. Dari domestik sampai asing. Diperlukan kesabaran dan ketahanan untuk melampaui segala tantangan. 

Ada beberapa figur manusia dengan berbagai latar belakangnya. Mereka ada di sekitar dengan kekuatan masing-masing. Dalam berhubungan kadang terjadi pergesekan. Kadang terjadi perbedaan. Sehingga tidak terjalin tegur sapa. Atau frontal kontroversi terjadi. Disinilah terjadi hubungan kemanusiaan. Dibutuhkan ijtihad besar untuk menembus segala kebuntuan. Yang akhirnya berujung pada perut yang lapar. Berebut periuk nasi. Menjadi baik bagi diri sendiri tidaklah cukup. Harus baik bagi diri sendiri dan juga orang lain. 

Seseorang mengatakan bahwa kaya miskin adalah kewajaran. Dikaitkan dengan Keislaman dan kekufuran adalah non sense. Tentu saja itu diucapkan dengan mudah oleh orang-orang yang selalu bergelimangan harta dunia. Tak pernah merasakan sulitnya mencari sesuap nasi. Keberislaman yang hanya untuk diri sendiri. Aku bilang bahwa keislaman itu adalah keadilan sosial. Buat apa berhaji dan berumroh berkali-kali kalau dia biarkan tetangga dikerubuti oleh kekufuran. Itu sebenarnya yang non-sense. Beragama tapi tidak peka sosial. Berkatalah yang baik... atau diam sama sekali. Berbuatlah yang baik. Dengan tangan, dengan tulisan, dengan sikap, dengan nilai. Dengan persetujuan. 

Jangan bicara agama jika caramu mencari hidup tidak agamis. Bersenang-senang dengan harta berlebih sambil menginjak kamu lemah papa. Apalagi dengan menipu mengiming-imingi ibadah umroh dengan murah, padahal hakikatnya menipu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun