"Gapapa, aku belum make up aja ini, aku make up dulu ya." ucap Alesha sambil berjalan meninggalkanku, aku tau Alesha sedang berbohong karena tidak biasanya dia lemas seperti ini.
Hatiku sangat gembira, pergi ke Disneyland merupakan impianku yang baru bisa terlaksana sekarang. Namun aku lebih bahagia lagi karena aku bisa datang ke tempat impian bersama sahabat-sahabat terbaikku.
Di awal perjalanan kami sepakat bahwa kami harus benar-benar menikmati seluruh permainan disini tanpa gangguan handphone, kecuali itu sangat penting. Kami mematikan handphone agar tidak ada gangguan sama sekali.
Wahana pertama yang kita nikmati adalah roller coaster di Mountain Runaway Mine Big Grizzly. Aku duduk bersebelahan dengan Alesha, Audrey duduk bersebelahan dengan Glenca dan Clara duduk sendiri. Tapi tenang aja kok kita duduk sebelahan berganti-gantian di setiap wahana. Suasana terasa sangat menegangkan bagi kami, karena walaupun tidak terlalu tinggi, namun roller coaster ini akan melaju dengan cepat. Roller coaster ini bergerak maju mundur keluar masuk melewati gua berkelok di atas kereta tambang yang melaju cepat. Di dalam terowongan kita disambut oleh keluarga beruang yang berada disetiap sudut. Ini merupakan wahana pertama yang sangat seru.
Berikutnya kami masuk ke Toy Story Land, pertama kami menaiki wahana Toy Soldier Parachute Drop. Di wahana ini aku duduk bersama Clara dan Glenca, sedangkan Alesha bersama Audrey. Di wahana ini kami dibawa naik turun menggunakan mobil yang dilengkapi parasut di atasnya. Kami dibawa naik turun beberapa kali lalu kemudian berhenti. Wahana ini tidak terlalu seram bagi kami yang pemberani karena memang tidak terlalu tinggi.
Selanjutnya kami menaiki wahana RC Racer, wahana ini seperti wahana kora-kora di Dufan. Dengan lintasan berbentuk U dan ketinggian 27 meter, kami diajak naik turun dengan kecepatan tinggi. Karena ini merupakan wahana ekstrim, kami memilih duduk di bagian depan.
Menaiki beberapa wahana yang ekstrim, cukup membuat kami lelah. Kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil mengamati orang-orang yang menaiki wahana. Matahari mulai terasa menyengat berada di atas kepala. Namun tidak melunturkan semangat kami untuk mencoba wahana lain.
Wahana pertama yang kita coba setelah beristirahat adalah Jungle River Cruise. Memasuki area wahana ini cukup membuat tubuh kembali sejuk. Kami dibawa mengelilingi hutan tropis terpencil menggunakan perahu tua. Disepanjang sungai kita disuguhi berbagai macam hal yang menakjubkan seperti kolam sekumpulan gajah yang sangat lucu, kuda nil yang sedang berenang menyusuri sungai, gorila yang sedang mengacak-acak sebuah kamp bekas, kita juga bertemu king kobra dan laba-laba raksasa, yang tentu semua itu hanya replika yang sangat menyerupai aslinya. Tour menggunakan perahu ini dipimpin oleh kapten yang pemberani dan seru.
Setelah selesai menyusuri sungai hutan tropis, kami mencari lagi wahana yang dapat memacu adrenalin. Tujuan kami selanjutnya yaitu semacam roller coaster yang bernama Space Mountain Tomorrow Land. Wahana kali ini kita akan menaiki roller coaster sambil menikmati sensasi suasana luar angkasa yang sangat menakjubkan. Roller coaster melaju dengan cepat membuat kita merasakan sensasi luar biasa pengalaman seakan di luar angkasa. Namun roller coaster ini hanya belok belok saja sehingga tidak terlalu seram.
Langit semakin gelap menandakan hari sudah mulai malam. Wahana terakhir yang kita coba adalah Mickey's PhilharMagic. Ini merupakan show disney dari beberapa tokoh kartunnya. Show 3D ini begitu menakjubkan, kita seakan dibawa ke dalam dunia disney. It's a fantastic show!
Seusai show 3D beres kami memutuskan untuk pergi ke toilet sebelum berkumpul bersama teman-teman lainnya. Huft, perjalanan yang melelahkan namun sangat menyenangkan sekali. Kami bergantian masuk ke toilet. Aku, Clara dan Glenca sudah selesai dan menunggu di luar toilet, tapi sudah hampir 15 menit kami belum melihat Alesha dan Audrey dari toilet. Aku mencoba masuk lagi ke dalam dan mencari kedua sahabatku itu, tetapi semua toilet telah kosong dan tidak ada nampak sedikitpun kehadiran mereka. Aku segera keluar dan memberi tahu Clara dan Glenca. Kita mencoba mencari di sekitar toilet dan menelepon ke handphone mereka. Namun nihil, kami tidak mendapat petunjuk sedikitpun. Aku sangat khawatir apalagi tadi pagi aku melihat Alesha sangat pucat.
"Ecaa... Udreyy... kalian dimana?" aku mencoba berteriak walaupun kemungkinan terdengar sangat kecil karena keadaan sangat ramai