Mohon tunggu...
Zul Hendri Nov
Zul Hendri Nov Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Menjadi Penulis

Belajar Menulis... Akun lama saya : https://www.kompasiana.com/zul_hendri_nov

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ruang Media Sosial di Era Post-Truth Politik

7 Maret 2019   10:19 Diperbarui: 7 Maret 2019   10:31 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

HOAX (Berita Bohong)

Hoax atau Berita Bohong Seolah sudah Menjadi Konsumsi rutin Bagi masyarakat Indonesia dalam Menerima Informasi. Pemanfaatan media sosial guna kepentingan Politik disalah-gunakan untuk merebut Perhatian dan Simpati Masyarakat. masyarakat Indonesia yang sangat aktif di Media Sosial cendrung Sulit untuk Membedakan Kebenaran Sebuah informasi yang mereka terima. 

Hal ini bukan hanya karena faktor pendidikan atau kecakapan Masyarakat dalam menerima dan Menyerap Informasi yang rendah, melainkan juga Karena Ulah Politisi yang menjadi Patron bagi masyarakat melakukan Kebohongan demi kebohongan dengan "Polesan tertentu" guna merebut Simpati Masyarakat. 

Hal inilah yang pada akhirnya memunculkan kebingungan dalam masyarakat untuk menilai Kebenaran Informasi yang mereka terima. Terlebih saat ini memasuki tahun Politik 2019, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Serentak dengan Pemilihan Legislatif. 

Para Peserta Pemilu dengan Tim Sukses akan berlomba-Lomba untuk merebut perhatian dari masyarakat melalui media Sosial. Tak hayal, Politik Tuding dan saling Klaim Menjadi Tren dalam Kampanye Media Sosial.

Komoditas Post Truth Politic

Pasca Maraknya Pemeberitaan Hoax yang dianggap skandal kebohongan Publik yang besar dan menimbulkan Perpecahan. Komoditas Post Truth Politic atau Komoditas yang mengaku memiliki kebenaran muncul menjadi bahan yang dikampanyekan guna kepentingan tertentu. S

ayangnya, bukan cahaya dibalik gelapnya Hoaxyang ditawarkan Melainkan Penyesatan Publik melalui klaim kebenaran untuk menjatuhkan dan Menyerang lawan Politik yang diperlihatkan. 

Memanipulasi Fakta dengan menggunakan data-data Tertentu untuk mengeluarkanfakta tersebut dari Konteksnya dan memunculkan pendapat Individu yang dianggap sebagai sebuahkebenaran. di Era Post Truth Politic Ini Pembenaran Menjadi tolak ukur sebagai kebenaran dengan Metode Propoganda. 

Ruang Publik di Media Sosial yang di isi oleh Pesanan Kepentingan melalui Buzzer Media Sosial, tidak melahirkan dan meransang Pencerahan guna meningkatkan Mutu Sumber daya Manusia. 

Melainkan beralih fungsi menjadi alat Politik yang mematikan. Bahkan effek yang ditimbulkan tidak main-main, apalagi di Tahun-Tahun Politik hari ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun