Relevansi dan Warisan bagi Dunia Modern
Di era digital dan teknologi saat ini ketika informasi melimpah tetapi kebijaksanaan sering kali terabaikan warisan pemikiran Santo Albertus Agung menjadi sumber inspirasi. Ia mengajarkan bahwa pencarian ilmu harus disertai oleh kedalaman iman, dan bahwa iman sejati tidak takut terhadap pertanyaan dan pemikiran kritis.
Bagi kaum muda Katolik, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dan riset, Santo Albertus memberi teladan bagaimana menjadi murid Kristus yang beriman sekaligus berpikir. Ia mengajak untuk berani menyelidiki dunia dengan akal budi, tanpa pernah melepaskan genggaman pada iman yang hidup.
Bagi para pemimpin Gereja, ia menjadi teladan bahwa kekuatan Gereja terletak tidak hanya dalam tradisi spiritualnya, tetapi juga dalam kemampuannya berdialog dengan zaman, termasuk dengan dunia sains dan filsafat.
REFLEKSI
Merenungkan sosok Santo Albertus Agung mengajak kita untuk memeriksa kembali cara kita memandang relasi antara iman dan akal dalam hidup ini. Sering kali kita tergoda untuk memisahkan keduanya seakan iman hanyalah urusan hati, dan akal hanyalah milik dunia ilmu. Namun, Albertus menunjukkan bahwa Tuhan hadir dalam kedalaman permenungan, dalam keheningan doa, juga dalam logika yang jernih dan pencarian ilmiah yang tulus.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang utuh berpikir dengan akal yang tajam, namun juga percaya dengan hati yang penuh iman. Santo Albertus Agung tidak hanya memberi kita warisan pemikiran, tetapi juga teladan untuk hidup dengan integritas, menggabungkan pengetahuan dan kasih, pencarian dan penyerahan.
Refleksi atas hidup dan ajarannya menantang kita: sudahkah aku menggunakan akal budiku sebagai anugerah Tuhan untuk mencari dan mencintai-Nya lebih dalam? Sudahkah aku membuka pikiranku pada kebenaran yang mungkin datang melalui ilmu pengetahuan, tanpa melupakan akar imanku?
Semoga semangat Santo Albertus Agung menyemangati kita semua untuk terus belajar, merenung, dan berdoa. Agar dalam dunia yang kadang terpecah antara logika dan keyakinan, kita mampu menjadi jembatan, saksi, dan pelayan kebenaran yang memuliakan Tuhan, Sang Sumber Segala Ilmu dan Iman.
By: Zulfi Banurea
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI