Mohon tunggu...
ZULFIAN SYAH
ZULFIAN SYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Alam Takambang Jadi Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalin Kehangatan Bersama Mereka

15 Maret 2018   19:04 Diperbarui: 15 Maret 2018   19:06 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hari Kasih Sayang."

Bagaimanakah pandangan Anda terhadapnya? Apakah itu merupakan hari yang senantiasa diperingati oleh jutaan umat manusia, tepatnya tanggal 14 Februari setiap tahunnya? Benarkah demikian?

Tanggal 14 Februari digadang-gadangkan sebagai "Hari Kasih Sayang" oleh sebagian besar kalangan. Tua, muda, dewasa tak terlepas dari anggapan tersebut, apalagi remaja. Jikalau memang demikian, berarti kasih-sayang Anda kepada keluarga hanya sekali dalam satu tahun? "Hmmm... Miris memang."

Namun sebelumnya, apakah memang itu yang dinamakan dengan "Hari Kasih Sayang?"

Bagi penulis, hari kasih sayang merupakan saat di mana kita bisa menjalani setiap kegiatan bersama keluarga. Tak sekedar satu atau dua hari, minggu, bulan, atau mungkin tahun. Melainkan setiap saat kita bisa bersama keluarga, menjalin kebersamaan, sehingga tercipta kehangatan keluarga, keharmonisan, serta keluarga yang erat dan utuh.

Apakah itu dalam hal bahagia? "Tidak mesti bahagia." Dalam suasana suka ; duka? Ya, memang demikian. Kasih-sayang tercipta bukan hanya dalam suasana bahagia, sebaliknya dalam suasana duka, rasa kasih dan sayang akan terasa lebih erat dan bermakna, bukan? Di mana, satu dengan yang lainnya saling membutuhkan antara satu sama lain. Namun, jangan menjadikan rasa sayang Anda kepada keluarga hanya kala Anda ditimpa rasa duka, ataupun sebaliknya. Melainkan, saat suasana suka ataupun duka, pererat kasih-sayang bersama keluarga. Setiap apa yang terjadi ; masalah, kala dilakoni bersama, semua akan terasa lebih ringan dan bermakna. Benar demikian? Bahagia kala dinikmati bersama, akan terasa lebih nikmat, bukan?

Lalu, bagaimana jikalau kita tidak bersama keluarga?

Seperti apa yang penulis alami, tidak bisa bersama-sama dengan keluarga untuk beberapa waktu, lantaran demi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, yakni ke "Tanah Jawa." Sehingga menuntut penulis untuk meninggalkan keluarga di "Tanah Sumatera," Ranah Minang tepatnya.

Lalu bagaimana caranya agar kehangatan keluarga bisa tetap terjalin?

Jangan lupa! Meski terpisah akan jarak dan waktu, jangan sampai Anda kehilangan kontak dengan keluarga. Terus jalin kebersamaan melalui komunikasi. Komunikasi merupakan andalan paling ampuh untuk menjaga dan mempererat silaturahmi bersama keluarga kala tidak bersama. Saling menanya dan memberi kabar (paling tidaknya), serta berbagi cerita antara satu dengan yang lainnya. Sehingga setiap rasa bisa dicicipi bersama walau terpisah. Dengan itu (salah satunya), rasa kasih dan sayang antara anggota keluarga akan tetap terjalin, meski terpisah akan sebuah daerah, pulau, bahkan negara.

Sekarang jarak bukan menjadi sebuah kendala. Apalagi sekarang didukung dengan kemajuan telekomunikasi. Berawal dari sarana surat menyurat, kemudian diciptakannya telepon genggam, hingga android dengan berbagai vitur aplikasi. Memungkinkan Anda untuk saling berkomunikasi, tak sekedar via suara, melainkan bertatap muka (secara tidak langsung) bisa dirasakan. Dengan demikian, salah satu dampak positif teknologi dapat dirasakan, yakni "Mendekatkan yang jauh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun