Mohon tunggu...
Zulfan Ajhari Siregar
Zulfan Ajhari Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Buku

Penulis beberapa buku sastra kontemporer, sejarah dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Kendala Optimisme Peningkatan Ekonomi dalam Kompetitif Keberuntungan Nakal

29 Juli 2020   08:21 Diperbarui: 29 Juli 2020   08:43 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mengapa disebut sebagai penyesalan Individual, disebabkan tingkat kejeraan, tingkat kekapokan, akibat dari langkah salah, Korupsi misalnya. Hukuman yang ada, tetap tidak memberi efek takut kepada individu-invidu lain, untuk melakukan manuver "Pengayaan Diri Sendiri dan Pengayaan Orang lain".

Beberapa bulan lagi, bila berlangsung. Akan terlaksana Pilkada Serentak, mari kita amati bersama, sejauh mana permainan Money Politik itu akan terjadi. Dan mari kita lihat pula, sejauh mana permainan Money Politik itu bisa dicegah, jawabnya sama seperti pertanyaan bagaimana kalau orang Batak jadi Raja di Arab? Sama dengan "Mustahil". Kalau Undang-undangnya tidak dirobah.

Pilkada dengan Pilpres itu berbeda jauh sekali, Pilpres yang berlangsung barusan. Murni kesadaran masyarakat untuk mengikuti Pemilihannya, walaupun tidak dikasi Uang. 

Bagaimana mungkin, Capres mengasi uang kepada masyarakat, sebagian pemilih dari jumlah 247 Juta jiwa ini? Pola dengan cara apa, dan tidak sulit pula melakukan penyaluran Materi menjelang Nyalon Bupati. Saat ini juga sudah ada, bisa dibuktikan. 

Orang-orang yang gentayangan mengumpuli KA=TE-PE, dan KA-ER-TE. Akan tetapi pembuktiannya hanya sebatas kepada orang yang bermain di lapangan. Kalau sudah sampai ke Pohonnya, itu bisa terungkap kalau sang Calon Ketiban Sial.

Sudah Kalah Tumpur pula. Keluarlah Lagu Snandung Pilu, siapa lagi yang mau menggubris orang kalah seperti itu. Salah-salah ditegor saja, memaki-maki, sambil ngambil parang. Dan yang beruntung, tentu saja tidak jarang dari hasil " Keberuntungan Nakal".walaupun tidak menyeluruh, mungkin ya. Keberuntungan itu bisa langgeng sampai akhir masa jabatan, dan bisa jadi berakhir di Balik Terali Besi. 

Inilah tantangan ke depan, ketika Presiden Joko Widodo mengumandangkan Peningkatan Satu Paket, Ekonomi dan Penanggulangan Covid 19. Masih banyakkah orang di negeri ini yang punya tali rasa, untuk negeri tercinta ini. 

Tidaklah pula harus seperti Mahatma Gandhi? Tapi setidak-tidaknya, masih bertahanlah rasa kecintaannya terhadap Bangsa, dan Tanah Air. 

Dan juga orang-orang yang selalu melintasi Bumi Negeri ini lewat perjalanan darat, agar bisa lihat segala sesuatunya yang terjadi, agar bisa lebih menanamkan kecintaan terhadap tanah air di sanubarinya. 

Jangan melulu naik pesawat. Enggak ada apa-apa di langit sana, selain ketinggian, yang bila dilihatpun akan semakin tinggi, yang pasti kita masih punya yang Maha Tinggi, dan yang Maha mengetahui.

Saat ini, walaupun belum ada prosesi Peradilan, Tiga Jendral Polisi yang nyangkut dari ulah Djoko Chandra, sudah membuat kita semakin pesimis. Memanglah ini prilaku oknum, akan tetapi oknum tersebut adalah tokoh yang sangat diharapkan rakyat bisa berperan, dalam mengembang tumbuhkan Supremasi Hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun