Mohon tunggu...
Zulfa Hidayatun Nimah
Zulfa Hidayatun Nimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengajarkan Membaca Al-Qur'an pada Anak-Anak di Desa Grabag

18 Mei 2022   20:19 Diperbarui: 18 Mei 2022   20:24 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca pada hakikatnya merupakan suatu yang rumit ketika dilibatkan dengan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, namun juga melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Membaca merupakan suatu kemahiran berbahasa yang sangat penting, karena dengan membaca kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Selain itu, membaca adalah kegiatan mengubah wujud tulisan menjadi wujud lisan, dengan kata lain, membaca adalah mengubah tulisan menjadi lisan.

Yang dimaksud membaca dalam artikel ini ialah suatu proses untuk mengubah bahasa tulisan yang berupa huruf-huruf Al-Qur'an menjadi bahasa lisan, atau dengan kata lain melafadzkan huruf-huruf arab tersebut sesuai dengan makhrajnya dengan lisan sehingga tidak merubah maksud yang dikehendaki. Al-Qur'an ini terdiri dari 30 juz dan 144 surat.

Menurut ketetapan Menteri Dalam Negeri Mesir terdapat 6263 ayat dalam Al-Qu'an, sedangkan bilangan kalimatnya 77.934 kalimat. Jumlah surat Al-Qur'an yang terdiri dari 144 surat itu, diantaranya 86 diturunkan di Makkah, dan 28 surat diturunkan setelah hijrah ke Madinah.
Kegiatan membaca Al-Qur'an dalam hal ini disebut dengan mengaji.

Mengaji merupakan suatu aktivitas membaca Al-Qur'an oleh seseorang bahkan dapat dikatakan jika dalam hal ini yakni peserta didik yang berusaha memahami akan mempelajari Al-Qur'an yang tidak tahu sama sekali menjadi tahu. Kata mengaji merujuk pada aktivitas membaca Al-Qur'an atau membahas kitab-kitab oleh penganut Agama Islam. Mengaji Al-Qur'an sejak zaman dahulu merupakan budaya dan sebuah adat yang khas di Indonesia. Dimana belajar mengaji tersebut mulai dari usia dini sampai usia remaja ataupun sudah beranjak tua. Belajar mengaji harus ditanamkan dari usia dini karena mereka akan mampu memahami dan meniru secara cepat serta sangat mudah.

Membaca Al-Qur'an tidak sama dengan membaca buku. Al-Qur'an merupakan wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang mana mengandung ajaran yang bersifat universal dan sebagai ibadah serta mutlak kebenarannya. Dalam membaca Al-Qur'an yang dimaksud adalah membaca dengan huruf arab tidak dengan abjad Bahasa Indonesia. Membacanya dengan menggunakan tatanan tajwid supaya dalam membacanya tidak asal membaca, tetapi menggunakan kaidah-kaidah membaca dengan tartil.

Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an merupakan suatu kewajiban serta tanggung jawab bagi setiap Muslim terhadap kitab sucinya. Pendidikan Agama Islam merupakan usaha berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar setelah selesai pendidikannya diharapkan dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan Agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.

Pengaruh belajar mengaji Al-Qur'an yakni dapat mempengaruhi daya ingat serta pemahaman dan pemecahan masalah bagi anak. Mempelajari Al-Qur'an juga berpengaruh secara moral yakni anak akan mengetahui cara bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sosial yang baik untuk kedepannya. Anak akan mampu mengetahui hal-hal yang baik dan buruk sebagaimana yang terkandung di dalam Al-Qur'an. Mereka juga akan mampu bersikap ramah serta sopan kepada orang-orang di sekitar. Adapun manfaat lainnya, yaitu dapat memahami tentang penjagaan kebersihan diri karena saat mengaji diharuskan dalam keadaan suci.

Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pada dasarnya sebagian besar orang tua sangat mendambakan anaknya bisa membaca Al-Qur'an. Namun, yang menjadi halangan adalah ketika anaknya ingin belajar Al-Qur'an dari rumah tetapi tidak bisa menyimaknya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena kesibukan dalam mengurus rumah tangga ataupun memang mereka juga tidak bisa membaca Al-Qur'an karena minimnya pendidikan membaca Al-Qur'an pada zaman dahulu.

Dalam kesempatan kali ini, saya mengunjungi salah satu desa di Kabupaten Grobogan yakni di desa Grabag. Lebih tepatnya di Musholla Baitussalam, untuk membantu mengajar mengaji pada anak anak disana. Dalam pembelajaran Al-Qur'an ini, metode belajar mengaji yang digunakan adalah metode Yanbu'a. Metode ini merupakan suatu metode pembelajaran membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur'an yang disusun secara sistematis yang mana terdiri dari 7 jilid. Cara membacanya secara langsung tidak mengeja, cepat, tepat, benar, dan tidak putus-putus sesuai dengan makhorijul huruf dan ilmu tajwid. Penerapan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an khususnya di Taman pendidikan Al-Qur'an sangat membantu peserta didik dapat membaca dengan fasih dan benar.

Dalam melakukan pengajaran, saya menyimak dari apa yang mereka baca. Jika salah saya membetulkan dengan cara membacakan bacaan yang benar. Mereka mulai berlatih dari apa yang saya bacakan tadi. Menurut saya, anak-anak disana cukup lihai dalam mempelajari Al-Qur'an karena dilihat dari usianya mereka masih kecil tetapi sudah bisa membaca Al-Qur'an walaupun belum begitu lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun