Mohon tunggu...
Zulfa NisaulAzizah
Zulfa NisaulAzizah Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan tangguh

Jika masih memiliki kesempatan mengapa tidak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Moral

1 Desember 2020   07:00 Diperbarui: 1 Desember 2020   07:13 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Krisis Moral
Pada era sekarang ini yang biasa kita sebut sebagai era milenial sudah minim menjumpai seseorang dengan akhlak yang santun seperti orang-orang dahulu. Pola pendidikan tentang moral pun sangat beda jika dibandingkan dengan pola pendidikan moral yang orang tua berikan di zaman sekarang. Tidak ada yang salah dalam hal ini, hanya saja menurunkan kualitas akhlak atau moral dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Kekrisisan moral lebih banyak terjadi pada masa remaja, dimana fase ini adalah fase transisi dari anak-anak sampai masa sebelum dewasa. Fase ini ditandai dengan perubahan dan pertumbuhan yang pesat. Sudah tidak asing lagi tentang pernyataan yang menyatakan bahwa masa remaja adalah fase dimana seseorang mencari jati diri untuk menemukan pribadi yang mandiri. 

Namun, tidak sedikit dari mereka yang mencari jati diri di jalan yang salah. Contohnya remaja sekarang banyak yang melakukan seks bebas, kekerasan, obat-obatan dan jenis lainnya. Sudah tidak asing lagi apabila kita menjumpai remaja yang melakukan perilaku, seperti berciuman, berpelukan, berpegangan tangan di kalangan umum. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang melakukan hubungan suami istri sebelum menikah.

Di lingkungan saya sendiri misalnya, banyak terrjadi kasus hamil di luar nikah. Banyak dari mereka yang menikah dalam keadaan sudah hamil. Dalam ajaran agama Islam sendiri, hal tersebut tidak dikatakan sah pernikahannya. Tentunya hal ini meresahkan apabila terus berlanjut. Karena remaja sekarang merupakan aset masa depan bangsa Indonesia.

Semua orang tua pasti ingin yang terbaik buat anaknya. Hal seperti yang dicontohkan di atas juga pasti tidak diinginkan oleh orang tua manapun. Orang tua terkadang sudah memberikan edukasi yang terbaik, namun tidak sampai pada kepribadian seorang anak. Di era milenial ini, dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat banyak positif dan negatifnya bagi seorang remaja. 

Tidak sedikit dari mereka yang menyalahgunakan teknologi tersebut kepada hal-hal negatif. Apalagi saat ini situs-situs internet negatif yang dapat diakses dengan mudah. Seperti situs-situs dewasa atau sius pornografi. Padahal banyak situs lain yang lebih mengedukasi dan menghibur.

Sebenarnya baik dan buruknya teknologi tergantung faktor yang mempengaruhi, seperti faktor lingkungan dan faktor teman sendiri. Namun, faktor teman lebih meresahkan. Dengan mudahnya mereka para remaja mengetahui hal-hal baru dari seorang teman. 

Saya sendiri merasakan bagaimana seorang teman menjadi faktor baik dan buruknya perilaku saya saat ini. Saya bersyukur saya berada di lingkungan yang agamis dan teman-teman yang baik dari segi akhlak dan tingkah lakunya. Dan juga mempunyai orang tua dan keluara yang berlatarbelakang agamis sehingga saya bisa mencontoh tindak-tanduk yang baik dari mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun