Mohon tunggu...
Zulkifli Amin
Zulkifli Amin Mohon Tunggu... INTERNIST -

Zulkifli Amin, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Indonesia Jabatan: - Staf Divisi Pulmonologi,Dep Penyakit Dalam. - Ketua PB PERPARI - Pengurus PB PAPDI. Alamat Praktek : - RSCM, Jl Diponegoro 71 - RS. Haji, Jakarta, Jl. Pondok Gede Raya - RS. Harapan Bunda, Jl. Raya Bogor. Pendidikan • Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 1978 • Brevet Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 1988 • Konsultan Pulmonologi. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, 1996 • Program Doktor (S3), FKUI Jakarta, 2005 • Bronchoscopy and endosonography, Dept. Respiratory Medicine Juntendo University, Tokyo 1990 • Postgraduate course : Molecular Biology in Respiratory Medicine, Hongkong 1994 • Lung cancer and respiratory disease comparative study. DAAD Scholarship, TU Munchen, Germany, 1991. • Intensive care and lung disease comparative study, Royal Brompton Hospital, National Heart and Lung Institute. London, 1997. ORGANISASI • IDI (Ikatan Dokter Indonesia) • PAPDI (Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia) • PERPARI (Perhimpunan Respirologi Indonesia) • ACCP (American College of Chest Physician) • ERS (European Respiratory Society) • APSR (Asia Pacific Society of Respirologi https://indonesiajournalchest.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tuberkulosis Pada Orang Usia Lanjut, Ancaman Tersembunyi Yang Harus Diantisipasi #2

3 Mei 2017   21:56 Diperbarui: 3 Mei 2017   22:52 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aspek Kesehatan Masyarakat

Pencegahan

Ukuran yang dapat digunakan untuk mencegah peningkatan kasus infeksi TB aktif pada orang lanjut usia dapat dilakukan dengan menurunkan angka kemiskinan, menyediakan fasilitas kesehatan yang baik, terapi preventif (untuk kasus infeksi TB laten), ventilasi yang baik di berbagai tempat berkumpul seperti tempat perawatan/panti, mencegah timbulnya tempat yang terlalu padat, menyediakan nutrisi yang optimal dan meningkatkan status kesehatan secara umum.

Beberapa studi melaporkan prevalensi yang meningkat pada orang lanjut usia yang tinggal di tempat perawatan (rumah sakit dan rumah jompo). Prevalensi yang meningkat ini dapat disebabkan oleh meningkatnya faktor predisposisi yang dapat menyebabkan reaktivasi dari infeksi laten dan meningkatnya risiko infeksi silang dari suatu kasus yang muncul di lingkungan pasien di rawat. Studi terhadap orang Kaukasia yang menghuni panti jompo di Afrika Selatan menunjukkan laju infeksi sebesar 798/100.000 populasi dibandingkan populasi umum sebesar 16/100.000 populasi. Studi dari Hong Kong pada tahun 1993 menunjukkan laju penyakit sebesar 1.200-2.600/100.000 populasi di rumah rawat dibandingkan dengan 100-400/100.000 populasi lanjut usia secara umum.Di Amerika Serikat, pada tahun 1984-1985, terdapat insidensi sebesar 39,2/100.000 pada penghuni panti jompo dibandingkan dengan 21,5/100.000 pada komunitas. Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat membuat rekomendasi untuk pengawasan, pengontrolan dan pelaporan infeksi TB di fasilitas perawatan jangka panjang. Semua penghunidan petugas baru diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan uji tuberkulin dan dilanjutkan dengan penapisan setiap tahunnya. Radiografi dada dilakukan pada semua pasien dengan uji tuberkulin positif. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, kasus infeksi TB di Amerika Serikat memiliki laju yang paling besar pada usia> 65 tahun.

Pada tahun 1989, rencana strategic eliminasi infeksi TB di Amerika Serikat menyatakan bahwa 'kontrol dan pencegahan infeksi TB diantara pasien lanjut usia harus dilakukan dengan agresif untuk mencapai tujuan memusnahkan infeksi TB di Amerika Serikat pada tahun 2010'.160 Di Amerika Serikat, lebih banyak orang lanjut usia yang tinggal di rumah jompo dibandingkan dengan tempat hunian lain; diperkirakan 5% dari semua orang lanjut usia tinggal di rumah jompo, orang lanjut usia merepresentasikan 88% dari 1,7 juta penghuni rumah jompo di negara tersebut. 161 Diantara sejumlah orang lanjut usia ini, banyak diantara mereka yang memiliki infeksi TB laten dan beberapa diantaranya mengalami imunosupresi sehingga meningkatkan risiko transmisi TB.

Penapisan

Kegunaan dari uji tuberkulin bergantung pada prevalensi dan usia dari populasi. Pedoman tentang penapisan tidak mampu dilakukan secara universal karena bergantung pada prevalensi infeksi pada suatu negara. Pada tempat dimana prevalensi TB tinggi, sputum dan pemeriksaan radiografi dada merupakan metode penapisan yang paling murah dan efektif. Penapisan menggunakan uji tuberkulin, IGRA, mikroskopis sputum, kultur dan pemeriksaan radiografi dada dapat dipertimbangkan.Metode penapisan berbeda-beda di seluruh Eropa dan penapisan pada pasien lanjut usia di fasilitas perawatan jangka panjang hanya dilakukan pada 16/50 (32%) dari negara-negara di Eropa.

Secara umum, efek samping dari pengobatan TB laten pada pasien lanjut usia melebihi potensi keuntungan untuk mencegah kejadian penyakit. Orang lanjut usia dipercaya memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi; pengawasan dan penapisan merupakan hal terpenting yang perlu dilakukan untuk mengeliminasi infeksi TB di dunia. Studi dari Hong Kong menunjukkan bahwa ketika dilakukan penapisan infeksi TB pada orang lanjut usia, ditemukan hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) yang rendah (<18,5 kg/m2) dengan timbulnya infeksi TB aktif dikemudian hari. Apabila IMT rendah dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap berkembangnya infeksi TB, pengukuran IMT perlu dimasukkan dalam program penapisan. Studi pada tahun 2006 menunjukkan bahwa laju infeksi TB aktif dan laten dalam panti jompo di Hong Kong masih tetap tinggi. Usia rata-rata dalam studi ini adalah 82 tahun. Proses penapisan pada pasien dilakukan melalui proses wawancara, meninjau ulang rekam medis, pemeriksaan uji tuberkulin dua tahap dan radiografi dada dengan atau tanpa pemeriksaan sputum mikroskopis. Diperkirakan, laju prevalensi dari infeksi TB aktif pada populasi adalah 669/100.000 dan i umlah ini meningkat secara signifikan pada pria (1.101 vs 530/100.000).

Jumlah orang lanjut usia pada negara maju terus menerus bertambah; infeksi TB akan menjadi masalah yang semakin besar pada kelompok usia ini. Di negara berkembang, infeksi TB tetap akan menjadi masalah dalam dunia kesehatannya. Adanya indeks kecurigaan yang tinggi serta pengawasan terapi yang ketat diperlukan untuk melawan penyakit ini. Selain itu, dengan adanya bantuan dari lembaga advokasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang infeksi TB di dunia, diharapkan tingkat harapan hidup dari pasien TB dapat meningkat.

Tatalaksana klinis dan upaya pencegahan yang lebih giat oleh program pengontrolan TB dan program kesehatan masyarakat merupakan hal yang esensial untuk meningkatkan keberhasilaneradikasi TB, khususnya di negara, berkembang. Gambaran klinis yang tidak khas dapat muncul. Aspek medis dan psikososial dari proses penuaan, faktor komorbid dan kesalahan persepsi terhadap gejala menyebabkan diagnosis TB sulit untuk ditegakkan pada orang lanjut usia. Investigasi yang sesuai dan terapi dini dapat membantu menurunkan morbiditas dan mortalitas dari pasien lanjut usia.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun