BUDAYA SUAP MASUK UNIVERSITAS
Pendidikan merupakan sarana proses pembelajaran bagi peserta didik untuk aktif mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki serta membangun karakter dan akhlak mulia yang diperlukan untuk peserta ddik, masyarakat, bangsa, dan negara.
Namun, dunia pendidikan ini memiliki sisi gelap, yaitu kasus suap menyuap. Kasus suap menyuap yang terjadi begitu kompleks, mulai dari peserta didik, pendidik, hingga para pejabat dalam bidang pendidikan.
Banyak orang yang melakukan perbuatan suap menyuap dengan dalih memberi hadiah kepada para pejabat dalam dunia pendidikan. Kasus suap ini dapat dilihat dari mudahnya masuk universitas favorit melalui jalur belakang atau menyogok tanpa memperhatikan standar yang telah ditentukan dalam penerimaan mahasiswa baru. Kasus suap menyuap masuk perguruan tingi bukanlah suatu hal yang baru.
Adanya kasus suap menyuap ini membuktikan bahwa saat ini perguruan tinggi masih belum bebas dari tindakan korupsi. Tindakan ini sangat merugikan peserta didik atau mahasiswa yang lain karena hal tersebut dapat dianggap sebagai suatu bentuk kecurangan.
Pendidik yang seharusnya mengajarkan kepada mahasiswa mengenai pendidikan anti korupsi untuk membangun cita-cita anti korupsi dan membekali mereka dengan pengetahuan tentang korupsi dan bagaimana cara mencegahnya, justru pendidik tersebut malah melakukan korupsi. Jika pendidik yang dijadikan "role model" malah melakukan korupsi, lalu bagaimana dengan peserta didiknya?
Padahal dalam islam, pendidik harus memiliki salah satu kompetensi, yaitu akhlak mulia. Sebagaimana dalam hadis Rasulullah Saw:
عَنْ اَبِي الدَّرْداَءِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ مَا مِنْ شَيْءٍ يُوْضَعُ فِى الْمِيْزاَنِ اَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ وَاِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَ الصَّلاَةِ
Terjemah:
Abu Darda r.a, meriwayatkan, "Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi was sallam berkata, 'Tak ada yang lebih berat pada timbangan (mizan, pada hari pembalasan) dari pada akhlak yang baik. Sungguh orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat." (HR. At Tirmidzi)