Mohon tunggu...
Fadhila Days
Fadhila Days Mohon Tunggu... Mahasiswa - Newbie

Saat ini sibuk di jenjang perkuliahan. Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempat kuliah. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Langkah Kecil Dukung Net-Zero Emission ala Mahasiswa

20 Oktober 2021   14:53 Diperbarui: 20 Oktober 2021   14:59 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua tahu bahwa plastik membutuhkan waktu 500 tahun agar bisa terurai. Tercatat Selama Kuartal I-2021, total sampah botol plastik yang berhasil dikumpulkan PT Inocycle Technology Group Tbk. (INOV) adalah sebanyak 11.600 ton. Hasil penelitian Jenna Jambeck 2010 menyebutkan bahwa Indonesia merupakan penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Menurut Jambeck,  Indonesia yang menggunakan 11 juta kilogram plastik per hari masih menyisakan sampah plastik yang tidak terkelola mencapai 9 juta kilogram. 

Yuk bawa toples, botol minum, sedotan dan tas belanjaan sendiri. Sudah banyak inovasi agar barang yang ramah lingkungan dapat dibawa dan ukurannya dapat disesuaikan. Sekarang hanya tinggal eksekusi, 'mau atau tidak?'

3. Lakukan Decluttering Sekali Sebulan

Photo by Sarah Brown on Unsplash   
Photo by Sarah Brown on Unsplash   

Keinginan untuk tampil stylish di lingkungan kampus merupakan suara hati para mahasiswa, terlebih mahasiswa baru. Momen remaja dan menemukan cara berpakaian yang cocok membuat mahasiswa kerap kali suka mencoba gaya berpenampilan yang baru. Wajar jika ingin membeli barang baru, tapi jangan sampai kalian menumpuknya dan pada akhirnya menjadi tidak terpakai.

Jika kalian hobi berbelanja, usahakan selalu melakukan decluttering. Decluttering adalah kegiatan menyingkirkan barang yang tidak digunakan, sehingga hanya menyimpan barang-barang yang memang dibutuhkan sehari-hari. Selain bertujuan untuk membatasi gaya hidup konsumtif, kamu juga mendukung program ramah lingkungan.

Setelah melakukan penyortiran tadi, pakaian atau kain bekas yang sudah tidak kamu gunakan sebaiknya jangan asal kamu buang, kamu bisa menjual/menyumbangkannya ke toko Thrift/Preloved/Second Hand. Pakaianmu membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai. Sebaiknya jual kembali atau berikan pada yang lebih membutuhkan atau bisa juga kamu olah kembali menjadi kerajinan tangan. 

Ikut tren kekinian sah-sah saja, tapi yang perlu diingat bahwa mayoritas tren hanya berlangsung sekilas lantas hilang, dan cara pembuatan barang-barang ini cukup merusak lingkungan. Yakin mau menuruti ego semata?

4. Mencabut Colokan Jika Tidak Digunakan

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash   
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash   

Meninggalkan kamar kos atau kontrakan dalam kondisi kipas masih nyala dan setrika masih kecolok adalah ciri khas mahasiswa. Salah satu alasannya yaitu buru-buru masuk kelas atau teman yang sudah datang menjemput, sehingga lupa memastikan sekeliling sebelum ditinggalkan. 

Kita harus sadar bahwa energi listrik yang kita nikmati, sebagian besar dihasilkan oleh pembangkit yang berkontribusi dalam pencemaran udara. Pembangkit listrik ini menghasilkan banyak gas emisi yang dapat merusak lapisan ozon atau atmosfir bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun