Mohon tunggu...
Zulvandri Tif
Zulvandri Tif Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sisir Merah Jambu

5 September 2016   11:19 Diperbarui: 7 September 2016   16:13 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan sehelai handuk saya mengelap rambutku yang masih basah. Saya bertanya kepada ibuku. Saya menanyakan kain sarung kepada beliau, waktu itu pukul 09.55. Dia pergi ke kamarnya. Sesaat beliau keluar dengan membawa sisir berwarna merah jambu. Dia meletakkannya diatas meja. Saya tahu maksudnya, dia bermaksud memberikan sisir itu untuk saya. Saya memahaminya dan hanya tersenyum lucu melihatnya. Saya tahu pendengarannya tidak sebaik beberapa tahun belakangan. Kemampuan mendengarnya sudah mulai menurun. Bahkan sangat jauh penurunannya, bayangkan saja, ketika saya menanyakan kain sarung, apakah saya terdengar seperti  meminta sisir rambut?. Sangat tidak ada hubungannya.

Namun satu hal yang paling membuat saya tersentuh,

beliau mencoba memahamiku meskipun tidak itu yang saya maksudkan.

Saya mengambil sisir berwarna merah jambu itu dan langsung merapikan rambutku yang masih basah. Bagaimanapun dengan kekurangannya beliau tetap mencoba mengerti anaknya.

Baiklah ibu, bagaimanapun dirimu

Aku tetap Sayang Ibu

Hikmah : Selagi sosok ibu masih ada, jangan sampai kamu selalu menyusahkannya apalagi menyakiti hatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun