Cerpen Mata Celurit karya Muna Masyari ini mengisahkan tentang pesta demokrasi pemilihan kepala desa. Di dalam cerita ini menggunakan sudut pandang "kamu", tokoh kamu baru saja pulang kembali ke desanya dari sudut pandangnya pada saat dia pulang orang-orang di desanya sedang menggelar pesta kemenangan pemilihan kepala desa yang dimenangkan oleh tokoh yang bernama Dahlan, melawan tokoh yang bernama Samsul, Dahlan menang tiga belas suara, hanya perbandingan yang tipis dengan Samsul.
Dahlan digambarkan sebagai "Si Raja Kecil" dalam cerita ini, dia memenangkan pemilihan kepala desa, keluarganya selalu membantunya agar kemenangan berada di tangan Dahlan. Sejak kecil Dahlan selalu berbuat licik, seperti meminta teman-temannya menggantikan tugasnya mengisi bak mandi ketika dia mendapat hukuman dengan memberikan iming-iming jagung sangrai karena lupa menghafal ayat-ayat pendek sebelum tidur. Sementara Samsul tidak tergoda oleh iming-imingan tersebut, hafalannya selalu lancar, rajin mengaji dan rajin membersihkan Langgar (surau). Pada saat pemilihan kalebun (kepala desa) ayah Dahlan tidak segan-segan mengeluarkan dana ratusan juta untuk menghimpun suara, membagikan bantuan pangan kepada warga untuk menarik simpati dan melumpuhkan lawan. Keluarganya dikenal kaya oleh warga, dan dikagumi sebagai orang hebat yang berjasa besar.
Sementara itu Ke Ta'lab yang merupakan kiai dan guru ngaji di desa tersebut dijadikan mata celuruit untuk menyikat habis lawan, Ke Ta'lab secara terang-terangan mendukung Samsul untuk menjadi lawan kuat Dahlan dipemilihan, demi memutus mata rantai dinasti kekuasaan dan menghentikan pengaburan dana desa yang tak pernah jelas dialokasikan ke mana. Karena hal tersebut ayah Dahlan menjadikan Dhalem (rumah) Ke Ta'lab dijadikan sebagai bahan taruhan. Jika Dahlan terpilih maka Dhalem Ke Ta'lab dan Langgar (surau) akan dirobohkan, para pendukung Dahlan bilang bahwa Langgar dan Dhalem merupakan tanah percatokankalebun (aset desa yang pengelolaannya diberikan pada kepala desa) yang diberikan kepada kalebun towa (kepala desa lama) dan dengan itu Dhalem dan Langgar di bangun oleh masyarakat.
Bayang-bayangan masa kecil di Langgar terus menghantui tokoh kamu yang pernah belajar mengaji mengenali huruf-huruf hijaiyah bersama teman-teman, kecipak bunyi sandal berkejaran menjelang azan maghrib berkumandang, sabetan sapu lidi yang meninggalkan memar di betis, dan menginap di Langgar bersama teman-teman. Namun apalah dayanya, yang berkuasa dan mempunyai uang selalu menang, Langgar dan Dhalem akan dihancurkan dan pemenang akan mengusir penghuninya.
Membaca dan memahami suatu karya sastra sama saja dengan memberikan makna pada karya tersebut, untuk memahami suatu karya, maka diperlukan suatu analisis menggunakan sebuah teori dari para ahli. Maka dari itu Cerpen Mata Celurit karya Muna Masyari menggunakan salah satu teori sastra yaitu Hermeneutika, yang berfokus pada interpretasi dan pemehaman teks sastra. Secara etimologis hermeneutika berasal dari bahasa Yuanni hermeneuein yang artinya 'menafsir'. Kata benda hermeneia secara harfiah yang artinya 'penafsiran' (Palmer,2003; 1982; Sumaryono, 1993).
Hermeneutika awalnya merujuk pada dewa Yunani Kuno, Hermes yang ditugaskan menyampaikan berita dari Sang Mahadewa yang berada di gunung Olymous ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh manusia. Berhasil atau tidaknya misi yang dibawa oleh Hermes tergantung pada cara dia menyampaikan berita tersebut kepada manusia. Hermes diasosiasikan sebagai perantara yang membantu manusia dalam memahami hal-hal yang abstrak menjadi sesuatu yang dapat dipahami oleh akal manusia (Palmer, 2003; 15). Hermeneutika yang digambarkan melalui peran Hermes, yang berarti sebuah ilmu dan seni yang menginterpretasikan teks. Interpretasi ini juga kadang disebut dengan ulasan, komentar, penguraian teks tujuannya adalah untuk menemukan arti yang terkandung dalam teks tersebut.
Menurut Bauman (Hidayat, 1996) kata hermeneutika berasal dari bahas Yunani, hermeneutikaos yang berarti upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan atau tulisan yang tidak jelas, kabur, remang-remang, dan kontradiktif, menimbulkan keraguan dan kebingungan para pendengar atau pembaca.
Pengertian hermeneutika sendiri menurut Paul Ricoeur adalah teori yang mengatur tentang metode penafsiran, yaitu interpretasi terhadap teks, serta tanda-tanda lain yang dapat dianggap sebagai sebuah teks (Ricoeur, 2003: 199). Ricoeur telah menyumbangkan gagasan-gagasan baru dalam hermeneutika. Tugas hermeneutika adalah menguraikan apa yang berasal dari makna dan isi yang kelihatan dan makna yang tersembunyi. Objek interpretasi hermeneutika adalah teks dalam pengertian luas bisa berupa simbol-simbol dalam impian, bahkan mitos dan simbol dalam masyarakat.
Hasil analisi Cerpen Mata Celurit karya Muna Masyari, menggunakan teori hermeneutika Paul Ricoeur
Subuh telah menyusut, menggulung pergelaran pesta demokrasi di lapangan dekat balai
Subuh biasanya diartikan sebagai harapan baru yang akan datang, namun di sini "subuh telah menyusut" mengibaratkan bahwa harapan tersebut menghilang dan tak akan datang setelah pergelaran pesta demokrasi tersebut.